Bicaratentang Akhir zaman itu tdk bisa dipisahkan dari Kedatangan Anak Manusia, yaitu Tuhan Yesus Kristus. Tidak seorangpun tahu kapan waktunya Anak Manusia datang, atau Akhir Zaman tiba. Jangankan manusia, malaikat Anak Allah, yaitu Tuhan Yesus sendiri tidak tahu, kecuali Bapa (Tuhan Allah). Hal ini ditegaskan oleh Tuhan Yesus, bahwa Shalom sobatku yang setia, berjumpa lagi kita pada kesempatan ini untuk belajar bersama dari bahan khotbah Kristen tentang “Melayani Dengan Sepenuh Hati”. Melayani merupakan tanggung jawab dari setiap orang percaya. Melayani juga sebagai bukti kedewasaan rohani seseorang yang mau dipakai oleh Tuhan menjadi alat kemulian-Nya. Karena melayani merupakan sebuah tanggung jawab maka melakukannya pun harus dengan sepenuh organisasi gereja masing-masing pasti sudah ada aturan-aturan atau kriteria-kriteria seseorang untu terlibat dalam pelayanan. Namun, saya tidak membawa kita pada aturan gereja tersebut karena itu sudah dibuat sesuai kebutuhan geraja masing-masing. Dalam bagian khotbah ini kita akan membahas larangan-larangan yang diberi tahu Alkitab,agar tidak dilakukan saat kita melayani. Baca Juga Menjadi Pelayan Kristus Yang BaikMELAYANI DENGAN SEPENUH HATI1 Petrus 52-3Melayani memiliki makna memelihara, mengasuh, mendidik,menjaga, memebri petunjuk, ada juga melayani. Diimplentasikan dalam pelayanan digereja berarti tugas memelihara iman jemaat, mengasuh dan memberi petunjuk dengan sepenuh hati, mendidik dan menjaga serta lebih dalam dari itu hingga memberi makan jemaat, ini bisa diharafiah kan benar-benar memberi makan atau makanan rohani yang dapat membatu pertumbuhan iman jemaat. Untuk itu diperlukan motivasi yang benar dalam melayani, bagaimana agar kita dapat melayani dengan sepenuh hati?I. Jangan Dengan Paksaan 2aMengapa dalam 1 petrus 52 ini dikatakan jangan dengan paksaan? Apakah ada orang yang melayani dengan terpaksa? Maksudnya ialah sebagai peringatan bagi kita agar tidak mendasari keputusan kita untuk melayani dengan unsur paksaan, melainkan sebaliknya dengan sukarela, sukahati dan sukacita sesuai kehendak Allah, agar kita mampu nenikmati setiap pelayanan yang kita lakukan unuk Jangan Karena Laba Yang Keji 2bProses dari Tuhan itu membuat kita yakin akan panggilan yaitu untuk “mengembalakan domba-Ku”seperti kata fireman Tuhan ini. Dan panggilan itu bukan menunjikan bahwa kita lebih hebat dibandingkan yang lain, tetapi agar kita yakin akan kuasa penyertaan Tuhan yang lebih besar dalam kehidupan kita. Mulailah menghargai berkat-berkat Tuhan dan mengunakan karuania yang ada pada kita untuk melayani Tuhan dengan motivasi yang benar tanpa mencari keuntunganIII. Harus Mampu Menjadi Teladan 3Karakter itu sangat penting dalam sebuah pelayanan, tanpa karakter yang baik apa yang dapat orang terima dari kita. Oleh karena itu setiap kita yang mengambil bagian dalam tugas melayani diwajibkan mampu menjadi teladan yang baik bagi semua orang, karena dari hal itulah kita dapat mempermuliakan Allah dalam kehidupan kita. Jangan seperti merasa lebih tinggi karena dipercayakan untuk melayani tetapi ambilah sikap rendah hati agar kita dapat menjadi teladan bagi kawanan domba dalam pelayanan bukanlah hal yang gampang, oleh karana itu tidak semua orang dapat melakukannya. Tetapi sebagai seorang yang telah menerima anugerah keselamatan kita harus terlibat dalam pelayanan. Carilah bentuk pelayanan yang sesuai dengan karunia masing-masing untuk membangun tubuh Kristus dan yang paling penting lakukanlah tugas melayani itu dengang sepenuh
Jugasebagai orang tua, saudara, rekan dan sahabat dalam pelayanan di Gereja dan karya - karya di bidang Sosial dalam masyarakat. Hari ini ketika kita akan melepaskan kepergiannya, Firman Tuhan dalam Filipi 1:21-22a memberi penghiburan dan menjadi kekuatan iman bagi kita. Rasul Paulus menyadari bahwa hidupnya adalah pemberian dan milik Kristus.
Bacaan Alkitab Keluaran 178-16 Dengan bekerja sama kita dapat melakukan lebih banyak daripada yang dapat kita kerjakan sendiri. Ibarat satu tim sepak bola. Bagus tidaknya tim sepakbola itu bukan hanya tergantung pada satu atau dua pemain saja, tetapi tergantung pada bagaimana kerjasama tim sebagai satu kesatuan. Memang benar bahwa ada beberapa pemain kunci yang akan sangat menentukan aliran serangan dan kekuatan pertahanan dalam tim itu, tetapi pemain-pemain kunci tidak akan bisa berbuat banyak jika pemain lainnya bermain dengann buruk. Bukan hanya itu Bpk/Ibu/Sdr, bahkan dukungan dari suporter atau penonton juga menjadi nyawa tambahan tersendiri bagi tim yang bermain. Semua itu adalah satu kesatuan, satu unit, yang mesti bersinergi satu sama lain untuk mencapai keberhasilan sebuah tim. Saudara - saudara yang dikasihi Tuhan Pembacaan kita saat ini mengisahkan tentang peperangan orang Israel melawan Amalek dalam perjalanan keluar dari Mesir menuju Kanaan. Amalek menjadi bangsa pertama yang berperang melawan Israel di Padang Gurun. Sebenarnya dari segi asal – usul , orang Amalek adalah keturunan Esau. Itu berarti Amalek masih memiliki hubungan darah dengan Israel. Tetapi di Rafidim sesudah peristiwa umat Israel memberontak dan bersungut-sungut soal air, orang Amalek berperang melawan Israel. Satu masalah dari dalam yaitu soal air sudah selesai tetapi datang lagi masalah dari luar. Tidak jauh – jauh karena justru datang dari Amalek yang masih memiliki hubungan darah. Menghadapi penyerangan Amalek, Musa sebagai pemimpin memberi arahan yang jelas kepada Israel. Ada satu tujuan yang hendak dicapai bersama yaitu Kemenangan atas orang Amalek. Satu tujuan itu dilaksanakan dengan satu hati, sebab kemenangan yang menjadi tujuan bukanlah kemenangan Musa saja sebagai pemimpin, bukan juga kemenangan Yosua saja sebagai panglima perang, bukan pula kemenangan Harun saja sebagai Imam, tetapi kemenangan seluruh umat Israel di dalam Allah. Oleh sebab itu kemenangan itu menjadi kerinduan, tekad dan tujuan. Musa memerintahkan Yosua, memilih prajurit perang dan memimpin peperangan itu. Sementara Musa, Harun dan Hur naik ke bukit. Dengan tongkat Allah ditangannya, Musa mengangkat tangan. Bila Musa mengangkat tangan maka Israel menjadi lebih kuat, tetapi bila Musa lelah dan menurunkan tangan maka Amaleklah yang lebih kuat. Dalam keadaan seperti itu, Harun dan Hur tidak hanya menonton saja, mereka bertindak, mengambil batu agar Musa bisa duduk di situ dan kemudian mereka menopang tangan Musa sehingga Musa tidak menjadi lelah, tangan Musa tetap terangkat sehingga Yosua bersama orang Israel yang berperang dapat mengalahkan orang Amalek. Israel menang atas Amalek. Maka dapat disebut Bpk/Ibu/Sdr bahwa kemenangan Israel adalah kemenangan sebuah tim yang solid. Yosua, Musa, Harun, Hur dan semua orang Israel bersatupadu, saling menopang, saling melengkapi, bekerja sama. Bersama-sama mereka bergerak maju ke medan perang; Ada yg berperang, ada yg berdoa mohon pertolongan Tuhan. Mereka maju bersama dengan tugas masing-masing yang berbeda dan dibawah panji Allah yang menyertai mereka, maka mereka dapat memenangkan peperangan itu. Dari kisah kisah kemenangan ini, ada beberapa pelajaran bagi kita selaku orang percaya dimasa kini dalam kehidupan bersama sebagai Gereja, dalam kehidupan berjemaat tapi juga dlm kehidupan keluarga secara khusus berkenan dengan pelantikan Alat kelengkapan Badan Pekerja Klasis Waropen saat ini. Kemenangan Israel terjadi karena Kuasa Allah. Dengan mengangkat tangannya kepada Tuhan, Musa menunjukkan ketergantungan dan iman kepada Allah. Kekuatan kita menghadapi berbagai tantangan, kekuatan kita untuk mencapai visi melaksanakan hasil Sidang Klasis dapat terjadi karena kuasa Allah. Doa menjadi kekuatan kita. Ketika Musa berhenti berdoa, berhentilah pula aliran kuasa ilahi kepada umat-Nya. Kita tidak hanya membutuhkan Allah saat anggota keluarga kita sakit, saat kita dirundung masalah. Selama ini ada di dunia ini kita ibarat Isarel di padang gurun kehidupan, kita mengahdapi persoalan silih berganti, dari luar dari dalam. Selama kita ada di dunia ini, kita ada dalam peperangan bukan peperangan fisik tapi peperangan melawan kemalasan, peperangan melawan dosa, ketidakadilan. Kadang kala kita lelah, kita tidak berdaya tapi ada Tuhan yang selalu menyatakan pertolonganNya. Karena itu hendaknya kita terus-menerus mendekati Allah di dalam doa, iman, dan ketaatan. Satu-satunya harapan kita untuk menang terletak di dalam terus-menerus menghampiri takhta kasih karunia melalui Kristus, supaya kita dapat menerima kuasa dan kasih karunia Allah untuk menolong dan menyertai kita dalam perjalanan di padang gurun kehidupan kita. Jika Allah dipihak kita siapakah lawan kita? Semua yang jadi tantangan dapat teratasi dan tujuan dapat tercapai. Allah memanggil kita untuk menjadi mitraNya. Menjadi mitra Allah berarti Allah menjadikan kita rekan, kawan atau teman kerja-Nya I Korintus 39. Adalah hal yang luar biasa jika Sang Pencipta, mau bekerja sama dengan ciptaan-Nya. Sang Penebus bekerja bersama yang ditebusNya. Allah yang Mahakudus menjadikan kita manusia berdosa sebagai kawan sekerja-Nya. Kita dipanggil bukan hanya untuk percaya kepada Allah saja dan menerima berkat-berkat-Nya, tetapi juga untuk bekerja bersama Dia. Allah bekerja sejak awal dan sampai sekarang Kejadian 1, Yohanes 517, 94. Dan Dia mengajak kita mengambil bagian atau berpartisipasi dalam pekerjaan-Nya mendatangkan kebaikan dan kesejahteraan bagi dunia ini. Jika Allah menjadikan kita mitra-Nya, ini berarti kita adalah orang yang dipercaya Allah, orang yang dianggap mampu atau dianggap cakap untuk mengerjakan urusan Kerajaan Allah. Pekerjaan Allah membutuhkan kerja sama tim yang solid. Mari kita wujudkan kebersamaan yang telah kita bangun selama ini menjadi semakin solid dan kita semakin diperkaya melalui kebersamaan yang ada dalam kehidupan kita saat ini. Dalam keluarga, jemaat tapi juga Klasis. Badan Pekerja Klasis tidaklah lengkap tanpa alat kelengkapan, Laki – laki tidak lengkap tanpa perempuan, Kita ada utk saling melengkapi dan saling menopang. Kita bukan hanya sama-sama bekerja tetapi kita bekerja sama, kita bukan hanya sama-sama melayani tapi kita melayani bersama. Kerjasama menuntut kebersamaan, dan kebersamaan itu sendiri menuntut keterbukaan, dan keterbukaan itu menuntut kepercayaan. Saling mempercayai bahwa kita dapat bekerjasama, saling mengisi bukan menguras, saling berbagi bukan menopoli, saling mengasihi bukan menguasai. Kita dipanggil Tuhan untuk berkarya bersama dengan yang lain. Ibu Teresa pernah mengatakan, “Anda bisa melakukan apa yang tidak bisa saya lakukan. Saya bisa melakukan apa yang tidak dapat Anda lakukan. Bersama-sama kita bisa melakukan hal-hal yang besar.” Oleh karena itu, mari kita bergandengan tangan untuk melaksanakan panggilan dan pengutusan Allah bagi kita semua. Amin Keterangan Gambar Ibadah Minggu dan Pelantikan Alat Kelengkapan Badan Pekerja Klasis Waropen Periode 2012 - 2017 di Jemaat Smirna Nubuai pada 12 Agustus 2012 Koleksi Pribadi _WarOpen, 1902'19_
Tetapikuasa Roh Kudus mengubahkannya sedemikian luar biasa. Oleh kuasa Roh Kudus, Petrus dapat menyampaikan khotbah yang luar biasa dan penginjilan yang berkuasa. Hasil dari khotbahnya adalah " Orang-orang yang menerima perkataannya itu member diri dibaptis, dan pada hari itu,jumlah mereka bertambah kira-kita tiga ribua jiwa."
SUKACITA MELAYANI TUHAN21 Februari 2010 Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan Bersukacitalah! Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat! Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus.FilIpI 44-7 Ayat di atas ditulis rasul Paulus untuk jemaat di Filipi saat dia sedang berada di balik penjara di tengah tekanan, ketidaknyamanan dan keterbatasan. Berada di balik penjara tidak membuat Paulus larut dalam kekecewaan, menyesali panggilannya dan berhenti melayani Tuhan. Dia berkata; aku tau apa itu menderita dalam melayani Tuhan dan aku mengalami semuanya 2 Kor 1123-28 namun semua itu tidak akan dapat memisahkan aku dari kasih Allah, yang ada dalam Kristus Yesus, Tuhan kita Rom 835-39. Aku mau tetap melayaniNya sebab bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan Filp 121. Adalah lebih mudah bagi Paulus untuk bersungut-sungut dan mempertanyakan penyertaan Tuhan, namun dalam semuanya itu Paulus tetap berkata; “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan Bersukacitalah!”. Saudaraku, masalah dan beban hidup tidak seharusnya membuat kita mundur dari pelayanan kepada Tuhan, pencobaan-pencobaan yang kita alami adalah pencobaan-pencobaan biasa, semua yang Tuhan ijinkan terjadi tidak mungkin melebihi kekuatan manusia 1 Kor 1013. Beban hidup justru memberi bobot/nilai pada iman kita, dalam menghadapi beban hiduplah iman kita dibentuk semakin padat dan berbobot, yaitu saat kita memilih untuk percaya, beriman dan tidak menjadi kecewa dengan Tuhan dalam menantikan jawaban dan pertolonganNya. Kita yang telah menerima keselamatan di dalam Yesus Kristus, kita yang hidup di bawa kuasa salib tidak bisa lagi hidup bagi diri sendiri, tetapi tetapi melayani Tuhan dan semua yang dikasihiNya. Itulah alasannya mengapa Paulus tetap dapat bersukacita meskipun dalam melayani Tuhan dia menghadapi berbagai masalah dan penganiayaan. Dia tau dia sedang melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Saudaraku, melayani Tuhan tidak hanya mengacu pada pelayanan mimbar atau kegiatan-kegiatan kerohanian kita di gereja. Kehidupan kita adalah pelayanan kita, itulah ibadah iman kita kepada Tuhan, melakukan segala detail kehidupan kita sebagai sebuah ibadah. Bahkan hal-hal sederhana dan tugas-tugas kecil yang tidak diperhatikan oleh manusia, tetap diperhatikan Allah dan memiliki implikasi kekal, itulah pelayanan kita kepada Yesus Kristus. Supaya kita menemukan sukacita dalam pelayanan kita kepada Tuhan, ada beberapa hal yang harus kita perhatikan, yaitu;1. Melayani dengan motivasi yang benarSaudaraku, saat kita mengikut Tuhan, berbakti dan mentaati perintah Tuhan pastikan kita melakukan semua itu dengan motivasi dan sikap hati yang benar. Bukan berfokus hanya pada berkatNya yang melimpah atau pemeliharaan dan janji keselamatanNya, namun layanilah Tuhan karena Ia memang layak menerima pengabdian kita. Sebenarnya kita tidak memerlukan alasan lagi mengapa harus melayani Tuhan, pengorbananNya untuk keselamatan kita dan kasihNya yang unconditional setiap saat sebenarnya sudah lebih dari cukup bagi kita. Dalam 2 Kor 515 Paulus berkata “Dan Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka”. Itulah yang seharusnya menjadi dasar hidup kita, hidup kita bukanlah untuk diri kita lagi melainkan untuk mengerjakan keselamatan kita dan berbuah pertobatan, pelayanan dan berbuah jiwa bagi kemuliaan Allah. Pelayanan kita menjadi bukti kasih kita kepada Tuhan, kasih yang murni tanpa tujuan-tujuan terselubung yang mementingkan diri sendiri. Setiap pelayanan yang dimulai dan didasari oleh motivasi yang salah, tidak akan bisa bertahan lama dan justru menjadi kejijikan di mata Tuhan. Kita bisa saja terlihat sangat rohani dan luar biasa dalam pelayanan, tetapi bukan apa yang kelihatan yang dilihat oleh Allah melainkan apa yang ada dalam hati kita. Saat kita melayani dengan dasar kasih yang murni kepada Tuhan, kita tidak akan mudah kecewa dengan keadaan ataupun perlakuan orang lain. Kita tidak akan mudah kecewa jika kita tidak mendapat penghargaan dari manusia yang mungkin seharusnya kita dapatkan, atau mengundurkan diri saat keadan terlihat begitu sulit dan seolah-olah kita tidak melihat penyertaan Tuhan. Kita tidak akan mudah kecewa karena kita berfokus pada perkenanan Tuhan, kita melayani Tuhan karena kita mengasihiNya dan ingin mempersembahkan yang terbaik bagiNya bukan untuk memperoleh pujian, penghargaan ataupun Melayani sesuai dengan panggilan Kita akan bersukacita melayani jika kita melayani sesuai dengan panggilan kita, sesuai dengan kasih karunia dan talenta yang Tuhan percayakan kepada kita. Tidak perlu memaksakan diri untuk apa yang bukan bagian kita atau apa yang tidak bisa kita lakukan. Lakukan yang terbaik sesuai kapasitas kita sebagai pelayanan dan persembahan bagi Tuhan. Tuhan tidak pernah meminta kita melakukan apa yang tidak bisa kerjakan atau menyuruh kita mengerjakan sesuatu tanpa memperlengkapi kita dengan apa yang kita butuhkan. Setiap karunia, kelebihan dan talenta yang kita miliki adalah perlengkapam yang Tuhan percayakan untuk digunakan dalam mendukung pelayanan dan pekerjaan Tuhan. Kita harus mulai mengenali kelebihan dan kemampuan yang Tuhan taruh dalam diri kita, mengembangkan dan mengunakannya untuk melayani Tuhan. Baik dalam pelayan gereja seperti pemuji-penyembah, pelayanan kasih, doa ataupun pelayanan sekuler yang memberkati ladang Tuhan yaitu dunia usaha/bisnis, sosial, pemerintahan atau apapun panggilan Tuhan dalam hidup kita. Layanilah Tuhan dengan karunia yang tepat pada tempat yang tepat dan pada waktu yang Perlu adanya keseimbangan dalam melayani Dalam Mark 631-32, setelah mengadakan mujizat untuk memberi makan lima ribu orang, Yesus berkata kepada murid-muridNya “Marilah ke tempat yang sunyi, supaya kita sendirian, dan beristirahatlah seketika!” Sebab memang begitu banyaknya orang yang datang dan yang pergi, sehingga makanpun mereka tidak sempat. Maka berangkatlah mereka untuk mengasingkan diri dengan perahu ke tempat yang sunyi. Dalam melayani Tuhan perlu adanya keseimbangan antara roh, jiwa dan tubuh kita. Tubuh dan jiwa kita juga memerlukan waktu untuk beristirahat dari semua kesibukan dan kegiatan pelayanan kita. Menjaga kesehatan bait Allah yaitu tubuh kita serta memulihkan tenaga dan pikiran untuk bisa lebih aktif dan produktif dalam kegiatan dan pelayanan kita. Selain aktif dalam melayani kita juga harus tetap menjaga kualitas hubungan pribadi kita dengan Tuhan sebab itulah sumber kasih dan kemampuan kita dalam melayani Tuhan. Kita tidak mungkin dapat membagi kasih kepada orang lain lewat pelayanan kita jika kita tidak terus menjaga hubungan kita dengan sumber kasih yaitu Tuhan. Membangun hubungan dan mencari kehendak Tuhan juga merupakan pelayanan kita kepada Tuhan. Saudara, satu hal penting yang perlu diperhatikan juga yaitu; jangan sampai kita terlalu berfokus pada kegiatan kerohanian/pelayanan tetapi mengabaikan tanggung-jawab kita dalam studi, pekerjaan, keluarga atau hal-hal lain yang seharusnya mendapat perhatian kita juga. Memenuhi tanggung-jawab dalam semua hal tersebut juga merupakan bagian dari pelayanan kita. Persembahkanlah yang terbaik dalam pelayanan kerohanianmu dan jadilah excellent dalam setiap tanggung-jawab yang dipercayakan kepada kita, dalam studi, pekerjaan termasuk dalam keluarga. Saksikan kepada dunia bahwa kita adalah pengikut Kristus, kita melayani tetapi kita juga bisa berprestasi dalam studi, kita bisa sukses dalam pekerjaan, dapat dipercaya dan berhasil dalam keluarga kita. Saudaraku, persembahkanlah hidupmu kepada Tuhan dalam setiap detail kehidupan lakukanlah semuanya sebagai ibadah, sebagai pelayanan kita kepada Tuhan. Kita akan dapat bersukacita dalam melayani Tuhan karena kita mengerti kita sedang mengerjakan apa yang dikehendakiNya, memaksimalkan potensi yang sudah Tuhan percayakan kepada kita dengan tetap menjaga keseimbangan dalam hidup. Dengan demikian kita menjadi lebih produktif, tidak akan menjadi lelah dalam pelayanan dan kecewa dengan orang lain ataupun keadaan. Khotbah Ev. Joyce Lim Pasanganyang sudah tua ini memiliki reputasi yang tak bercacat, serta melayani Tuhan dengan setia dan taat selama bertahun-tahun (ayat 6). Mereka telah berdoa untuk memiliki anak, tetapi tidak memperolehnya. Walaupun demikian mereka tidak pahit hati, melainkan terus melayani Tuhan dan taat kepada-Nya. Untukpercaya, saya harus tahu sesuatu tentang seseorang itu, yang adalah Tuhan Yesus Kristus. Tiga: Assensia Saya sampai pada kesepakatan atau pengakuan iman bahwa isi dari iman saya adalah benar. Iman yang berdasarkan pada Firman yang benar. Empat: Experencia Pada tahap ini, saya benar-benar mengalami Tuhan dan Firman.
112 Maria ialah perempuan yang pernah meminyaki kaki Tuhan dengan minyak mur dan menyekanya dengan rambutnya. 11:3 Dan Lazarus yang sakit itu adalah saudaranya. Kedua perempuan itu mengirim kabar kepada Yesus: "Tuhan, dia yang Engkau kasihi, sakit." 11:4 Ketika Yesus mendengar kabar itu, Ia berkata: "Penyakit itu tidak akan membawa kematian
qZ2i.
  • z7wwta9p61.pages.dev/111
  • z7wwta9p61.pages.dev/275
  • z7wwta9p61.pages.dev/131
  • z7wwta9p61.pages.dev/64
  • z7wwta9p61.pages.dev/282
  • z7wwta9p61.pages.dev/220
  • z7wwta9p61.pages.dev/484
  • z7wwta9p61.pages.dev/477
  • khotbah tentang melayani tuhan