42WEBINAR ABDIMAS 4 - 2021: Inovasi Teknologi Tepat Guna dan Model Peningkatan Kapasitas Masyarakat Era Covid-19 Modelling Komunikasi Interpersonal “Ibu Sahabat Remaja” dalam Literasi Kesehatan Reproduksi Tri Hastuti Nur Rochimah*1, Wuri Rahmawati2, 1Program Studi Ilmu Komunikasi,Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jl. Brawijaya, Tamantirto, Kasihan,
1. Berikan contoh bagaimana konseling gizi berjalan dengan baik dan apa yang disampaikan dapat tersampaikan? Arfin Eka Septiawan Jawab ü Contoh konseling berjalan dengan baik yaitu apabila seseorang pasien/klien telah memahami dan menerapkan diet yang di jelas kan oleh konselor. ü Untuk mengetahui bahwa klien/pasien sudah memahami apa yang konselor jelaskan yaitu konselor bisa meminta klien/pasien untuk mengulangi poin-poin yang penting bagi proses diet klien/pasien. 2. Dari berbagai media pembantu dalam konsultasi menurut anda media apa yang paling efektif? Andini Dhea Jawab Menurut saya media yang paling efektif adalah food model dan leflet. Karena pada media food model konselor bisa menunjukkan langsung kepada klien/pasien jenis makanan yang harus dikonsumsi dan yang tidak boleh dikonsumsi beserta jumlah porsi makanan tersebut. Kemudian pada media leaflet konselor bisa memperlihatkan lansung kepada klien/pasien mengenai informasi tentang diet yang sedang di jalankan oleh pasien/klien dan leaflet juga bisa dibawa pulang oleh klien sebagai bahan bacaan untuk proses penerapan diet klien. 3. Bagaimana bentuk monitoring evaluasi apabila konsultasi gizi dilakukan via alat komunikasi? Widya Musliha Jawab Bentuk monitoring di sesuaikan dengan kendala pasien/klien, kemudian meyakinkan pasien/klien mengenai masalah yang dihadapi, tetapi jika pasien/klien tersebut belum yakin dengan jawaban konselor via alat komunikasi, pasien/klien bisa membuat jadwal untuk melakukan konseling secara tatap muka. 4. Apa saja keahlian konselor sehingga klien tertarikpada koselor ? Nurhayati Simarmata Jawab Keahlian seorang konselor yaitu selain memahami materi yang akan di sampaikan konselor juga harus memperlihatkan sifat-sifat sederhana, rendah hati,sabar, menepati janji, dapat dipercaya, jujur, tertib, dan hormat sehingga klien tertarik untuk datang kembali kepada konselor. 5. Bagaimana menghadapi klien yang susah menjalankan intervensi gizi saat konseling gizi ? Umi Rahman Jawab Cara mengahadapinya yaitu dengan memberitahukan kepada klien bahwa biaya untuk konsultasi lumayan mahal jadi jangan menyia-nyiakan waktu tesebut. 6. Bagaimana cara menggali data pada pasien yang sudah tua dan sulit berkomunikasi? Nur Aida Jawab Cara menggali data pada pasien yang sudah tua yaitu dengan cara menanyakan kepada pendamping pasien. karena pendamping pasien mengetahiu segala sesuatu mengenai pasien tersebut. 7. Dilihat darimanakah tingkat kefektifan konseling gizi rawat jalan?Rafika Silvana Jawab Tingkat keefektifan konseling gizi rawat jalan bisa dilihat klien/pasien yang telah memahami dan menerapkan diet yang telah disampaikan oleh konselor. bimbingandan konseling dilaksanakan dari manusia, untuk manusia dan oleh manusia. Pertanyaan mengenai hal tertentu (PHT, Questioning/probing) 10. Pemberian umpan balik (feedback) 11. Pemberian informasi (information menentukan makna komunikasi interpersonal. 2. Perasaan dan emosi lebih dicermati jika disampaikan lewat
Interpersonal communication skills affect every interaction we have. From negotiating for a promotion to resolving a conflict with a spouse, good communication skills can greatly improve life, while weak communication skills can make everyday interactions frustrating and tense. Interpersonal communication encompasses a number of communication styles; there is not one "right" style, but knowing how to talk to a wide variety of people can greatly improve your social interactions and career success. Fortunately, interpersonal communication is a skill, and understanding your communication style can help you build upon your strengths and improve your weaknesses. This test measures several dimensions of interpersonal communication, including Insightfulness – The ability to understand other people's words and intentions. Verbal Expression – The ability to express yourself verbally in a way that is clear, concise, and effective. Assertiveness – Your ability to express your opinions and ideas. Listening Skills – The ability to take turns and listen appropriately to others during conversation. Emotional Management – The ability to control your own emotions in conversation and the ability to properly respond to others' emotions. Like other online personality tests, the Interpersonal Communication Skills Test relies on self-reports. While it can be difficult to admit to your communication weaknesses, answering honestly- rather than giving the answer you hope is true-will give you the most accurate results. Accurate test results can help you determine specific steps for improvement. has partnered with PsychTests AIM Inc. as the assessment provider for this test. The test is brief. It contains 25 questions and only takes about 10 minutes to complete. When you complete the test, you will get a brief snapshot report on your interpersonal communication skills and have the option to purchase a more detailed full report. The detailed report contains information about your unique strengths and weaknesses and explains how you can improve your communication skills. The full test report is optional and can be purchased for $ after you complete the test.
Denganadanya komunikasi terapeutik akan membantu perawat menjelaskan kondisi pasien secara interpersonal. Komunikasi terapeutik dapat mengurangi depresi, stigma, dan kecemasan pada pasien maupun keluarga. Pasien akan memiliki kualitas hidup yang lebih baik dan kesehatan mental pasien jauh lebih baik. Permasalahan lain yang muncul adalah

Test your understanding of Interpersonal communication concepts with quick multiple choice quizzes. Missed a question here and there? All quizzes are paired with a solid lesson that can show you more about the ideas from the assessment in a manner that is relatable and unforgettable.

KomunikasiInterpersonal : Debat,diskusi dan dialog Sewaktu di kelas komunikasi interpesonal, ada pertanyaan menarik tentang perbedaan diskusi,debat dan dialog. Saya sendiri bingung ketika ditanya masalah itu. Akhirnya,saya mencoba mencari referensi tentang perbedaan ketiga poin itu. BIMBINGAN dan KONSELING terhadap anak berkebiasaan buruk
Konseling merupakan kegiatan profesional yang melibatkan hubungan antara seorang konselor dengan individu atau sekelompok individu. Layaknya suatu hubungan interpersonal, konseling tidak dapat dilepaskan dari berlangsungnya proses interaksi dan komunikasi pada pihak-pihak yang terlibat di dalam proses tersebut. Penguasaan keterampilan komunikasi merupakan prasyarat dasar bagi konselor untuk dapat menggunakan berbagai keterampilan konseling secara efektif dan efisien. Harus dipahami bahwa hampir keseluruhan keterampilan konseling melibatkan keterampilan komunikasi konselor. Pemahaman yang baik terhadap keterampilan komunikasi harus didasari oleh pengkajian dan pemahaman mendalam terhadap filsafat komunikasi. Penguasaan tersebut memudahkan konselor dalam menggunakan berbagai keterampilan konseling yang telah dirumuskan oleh para ahli sebagai modal untuk memberikan pelayanan bantuan yang berhasil-guna bagi konseli. - English version Counseling is a professional activity involving the relationship between a counselor with an individual or a group of individuals. Like an interpersonal relationship in general, in the process of counseling occurs the process of interaction and communication between individuals with other individuals counselors-counselee. Mastery of communication skills is a basic prerequisite for counselors to be able to use various counseling skills effectively and efficiently. It should be understood that almost all of the counseling skills involve the counselor’s communication skills. A good understanding of communication skills should be based on an in-depth study and understanding of communication philosophy. Mastery of communication skills will facilitate the counselor in using various counseling skills that have been formulated by experts as assets to provide successful assistance services for the counselee. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Hariko - Landasan Filosos Keterampilan... 41 41Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling, 22, 2017, 41–49Tersedia online di 2503-3417 onlineISSN 2548-4311 cetakLandasan Filosos Keterampilan Komunikasi KonselingRezki HarikoJurusan Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Padang, Jl. Prof. Dr. Hamka, Air Tawar, Padang Utara, Padang, Sumatera Barat, Indonesia 25131E-mail hariko diterima 18 Januari 2017; direvisi 4 Mei 2017; disetujui 4 Mei 2017Cara mengutip Hariko, R. 2017. Landasan Filosos Keterampilan Komunikasi Konseling. Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling, 22, 41–49. Diambil dari Counseling is a professional activity involving the relationship between a counselor with an individual or a group of individuals. Like an interpersonal relationship in general, in the process of counseling occurs the process of interaction and communication between individuals with other individuals counselors-counselee. Mastery of communication skills is a basic prerequisite for counselors to be able to use various counseling skills effectively and efciently. It should be understood that almost all of the counseling skills involve the counselor’s communication skills. A good understanding of communication skills should be based on an in-depth study and understanding of communication philosophy. Mastery of communication skills will facilitate the counselor in using various counseling skills that have been formulated by experts as assets to provide successful assistance services for the philosophical; communication skills; counselingAbstrak Konseling merupakan kegiatan profesional yang melibatkan hubungan antara seorang konselor dengan individu atau sekelompok individu. Layaknya suatu hubungan interpersonal, konseling tidak dapat dilepaskan dari berlangsungnya proses interaksi dan komunikasi pada pihak-pihak yang terlibat di dalam proses tersebut. Penguasaan keterampilan komunikasi merupakan prasyarat dasar bagi konselor untuk dapat menggunakan berbagai keterampilan konseling secara efektif dan esien. Harus dipahami bahwa hampir keseluruhan keterampilan konseling melibatkan keterampilan komunikasi konselor. Pemahaman yang baik terhadap keterampilan komunikasi harus didasari oleh pengkajian dan pemahaman mendalam terhadap lsafat komunikasi. Penguasaan tersebut memudahkan konselor dalam menggunakan berbagai keterampilan konseling yang telah dirumuskan oleh para ahli sebagai modal untuk memberikan pelayanan bantuan yang berhasil-guna bagi kunci losos; keterampilan komunikasi; konselingKonseling merupakan profesi yang hadir sebagai respon terhadap kebutuhan individu untuk memahami diri, lingkungan, serta hal lain yang terkait dengan kehidupannya. Konseling merupakan sebuah pekerjaan profesional yang dalam pelayanan ahlinya tidak hanya sekadar menerapkan seperangkat prosedur tetap, melainkan selalu berpikir dengan mengerahkan kemampuan akademik yang dikuasainya untuk melakukan layanan konseling Radjah, 2016. Konseling sebagai suatu profesi, berkembang sejak awal tahun 1900-an, dengan kemunculan tiga tokoh utama dalam konseling, yaitu Frank Parsons, Jesse B. Davis dan Clifford Beers Gibson & Mitchell, 2008Gladding, 2012. Pada era sekarang, konseling mengalami perkembangan yang sangat signikan. Beberapa topik bahasan konseling yang menjadi tren terkini di antaranya bagaimana menghadapi kekerasan, trauma dan krisis, perawatan terorganisir, kesejahteraan, keadilan sosial, teknologi, kepemimpinan dan identitas. Di samping itu, konseling juga berhubungan dengan kesejahteraan, pertumbuhan pribadi, 42 Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling, 22, 2017, 41–49karier dan kelainan pada orang yang dianggap sehat dan memiliki masalah serius. Layanan konseling berbasis pada teori serta merupakan proses berupa perkembangan dan intervensi Gladding, 2012.Konseling merupakan salah satu cara khusus untuk membantu orang lain yang melibatkan keterampilan tertentu untuk tujuan-tujuan khusus Geldard & Geldard, 2005. Sebagai suatu ilmu, konseling beroperasi dengan memanfaatkan berbagai keterampilan tertentu berdasarkan pendekatan dan teori yang telah tervalidasi. Menurut Glanz Hansen, Stevic & Warner, 1982 konseling bersifat interdisipliner yang mengaplikasikan konsep-konsep dari ilmu psikologi, sosiologi, antropologi, pendidikan, ekonomi dan lsafat. Konseling sebagai suatu ilmu memiliki ikatan disipliner dengan bidang psikologi, sosiologi, antropologi, biologi, kesehatan dan ilmu lainnya Gibson & Mitchell, 2008. Konseling sebagai suatu proses, melibatkan hubungan antara satu individu dengan individu lain, yaitu konselor dan konseli merupakan aspek terpenting yang harus ditekankan dalam memahami profesi ini Hansen, Stevic, & Warner, 1982. Hubungan ini merupakan sebuah proses profesional yang melibatkan dua pihak yang secara bersama-sama dan bersinergi, berusaha mencapai suatu tujuan bersama. Konseling merupakan suatu tipe hubungan khusus antara konselor dengan orang yang membutuhkan bantuannya konseli, yang dapat berbentuk hubungan tatap muka, melalui telepon, surat-menyurat, ataupun dengan bantuan alat elektronik yang memiliki tujuan tertentu Geldard & Geldard, 2005. Kualitas hubungan antara konselor dan konseli tampaknya paling memungkinkan untuk menciptakan pertumbuhan hubungan antar keduanya Corey, 2015. Dengan demikian, konseling melibatkan suatu hubungan profesional yang bersifat memberikan bantuan dan sangat bergantung pada kualitas kepribadian penyelenggaraan praktik konseling, konselor mengandalkan penggunaan sejumlah keterampilan, salah satunya yaitu kemampuan berkomunikasi yang merupakan keterampilan mikro konseling, di samping berbagai keterampilan lainnya Geldard & Geldard, 2005. Menurut Nelson-Jones 2008 terdapat dua kategori utama keterampilan konseling, yaitu keterampilan komunikasi dan bertindak, serta keterampilan pikiran. Keterampilan komunikasi dan bertindak melibatkan perilaku eksternal, dan keterampilan pikiran melibatkan perilaku internal konselor. Keterampilan komunikasi merupakan salah satu keterampilan utama yang harus dikuasai oleh konselor untuk penyelenggaraan praktik prinsipnya, komunikasi merupakan hal yang paling esensial dalam kehidupan manusia, tidak hanya dalam proses konseling. Dengan komunikasi, individu mengekspresikan dirinya, membentuk jaringan sosial dan mengembangkan kepribadiannya Zamroni, 2009. Kegagalan individu dalam berkomunikasi menghambat terciptanya saling pengertian, kerja sama, toleransi, dan menghambat terlaksananya norma-norma sosial. Demikian juga apabila dikaitkan dengan konseling, kegagalan atau kesuksesan proses komunikasi berpengaruh besar terhadap perkembangan hubungan konselor dan konseli, serta pengembangan diri dan pengentasan permasalahan konseli. Oleh karena itu, konselor secara berkelanjutan diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan penguasaan tentang keterampilan komunikasi. Pemahaman yang mendalam dapat diawali melalui pengkajian segala sesuatu tentang komunikasi dari sudut pandang loso ini membahas tentang konsep umum komunikasi, dasar lsafat komunikasi, komunikasi sebagai modal dasar hubungan interpersonal, dan komunikasi sebagai landasan keterampilan konseling. Tujuan pembahasan artikel secara umum adalah menyajikan wawasan tentang keteram-pilan komunikasi beserta kajian lsafat yang melandasinya. Secara khusus, artikel ini disajikan sebagai upaya menstimulasi konselor serta calon konselor untuk meningkatkan pemahaman dan penguasaan keterampilan komunikasi yang diperlukan agar dapat menyelenggarakan konseling secara efektif dan e UMUM KOMUNIKASIKomunikasi tidak dapat dipisahkan dari setiap aktitas yang dijalani oleh individu. Eksistensinya jauh menembus ruang dan waktu, untuk tujuan yang sangat bervariasi dan menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Para ahli menyebutkan lebih dari 80% alokasi waktu individu dalam satu hari Hariko - Landasan Filosos Keterampilan... 43 dilakukan dengan berkomunikasi Maulana & Gumelar, 2013. Artinya, komunikasi merupakan salah satu kebutuhan dasar individu yang diperolehnya melalui interaksi dalam lingkungan sosial. Komunikasi menjembatani informasi dari individu ke individu lain atau merambah ke segala bidang kajian, merasuk, menjadi bagian penting dan ber-senyawa dengan bidang tersebut. Proses persenyawaan yang sangat unik, karena menghasilkan wujud yang akan tidak sama dengan lainnya, tergantung dengan bidang yang menjadi wadahnya. Komunikasi menembus banyak disiplin ilmu Rakhmat, 2000. Sebagai sebuah gejala perilaku, komunikasi dipelajari dan diaplikasikan pada disiplin ilmu psikologi, sosiologi, antropologi, konseling dan lain yang juga dikenal sebagai retorika merupakan ilmu pertama mengenai pernyataan antar manusia yang berkembang di Yunani dan Romawi kemudian berkembang pada dua arah, satu arah menuju ke Jerman menjadi Publizistikwissenschaft yang disingkat Publisistik dan arah kedua menuju ke Amerika Serikat yang berwujud menjadi Communication Science Effendy, 2003. Lebih lanjut disebutkan, retorika sendiri sampai sekarang masih dipraktikkan dalam segala bidang kehidupan, meskipun tidak dilandasi oleh hasil penelitian ilmu-ilmu baru. Dalam sejarahnya retorika merupakan bentuk minat lsafat terhadap komunikasi yang dijual oleh kelompok Sophist kepada orang-orang Yunani Rakhmat, 2000. Lebih jauh dipaparkan, berbeda dengan sosiologi, lsafat meneliti komunikasi secara kritis dan etimologis perkataan komunikasi berasal dari Bahasa Latin yaitu communicare yang berarti berpartisipasi atau memberitahukan Zamroni, 2009. Komunikasi berarti penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan Effendy, 2003. Berdasarkan denisi yang dikemukakan ini dapat dijelaskan bahwa komunikasi berkaitan dengan penyampaian sesuatu berupa pesan ataupun pandangan dalam rangka mencari kesamaan pandangan. Dictionary of Behavioral Science menyajikan enam pengertian komunikasi Rakhmat, 2000. Keenam pengertian tersebut, yaitu 1 penyampaian perubahan energi dari satu tempat ke tempat yang lain seperti dalam sistem saraf atau penyampaian gelombang-gelombang suara; 2 penyampaian atau penerimaan sinyal atau pesan oleh organisme; 3 pesan yang disampaikan; 4 proses yang dilakukan satu sistem untuk memengaruhi sistem yang lain melalui pengaturan sinyal-sinyal yang disampaikan; 5 pengaruh satu wilayah persona pada wilayah persona yang lain sehingga perubahan dalam satu wilayah menimbulkan perubahan yang berkaitan dengan wilayah lain; dan 6 pesan klien kepada pemberi terapi dalam psikoterapi. Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, dapat diartikan bahwa komunikasi merupakan proses penyampaian pesan dari seorang individu kepada individu atau kelompok lain. Proses tersebut berupa penyampaian energi dari alat-alat indra ke otak. Proses tersebut melibatkan beberapa peristiwa, yaitu peristiwa penerimaan dan pengolahan informasi; saling pengaruh di antara berbagai sistem dalam diri organisme dan di antara FILSAFAT KOMUNIKASISetiap ilmu pengetahuan memiliki kajian lsafat tersendiri Syam, 2010Susanto & Astrid, 1976. Hal ini dapat dimaklumi karena memang pada prinsipnya semua ilmu pada masa lampau berpangkal pada ilmu lsafat. Filsafat merupakan usaha untuk memahami atau mengerti dunia dalam hal makna dan nilai-nilainya Zamroni, 2009. Filsafat berusaha menjawab pertanyaan tentang asal mula dan sifat dasar alam semesta tempat manusia hidup serta apa yang merupakan tujuan hidupnya. Lebih lanjut dijelaskan bahwa lsafat bisa menggunakan bahan-bahan deskriptif yang disajikan bidang studi khusus dan melampaui deskripsi tersebut dengan menyelidiki atau menanyakan sifat dasar, nilai dan kemungkinannya. Filsafat komunikasi menyumbang keterangan kearah opini publik temporal, serta membawa kemajemukan ke domain publik Arnett, 2010. Filsafat komunikasi bergerak pada situasi tertentu, momen tertentu, dan memberikan kontribusi tertentu bagi opini publik. Filsafat komunikasi memungkinkan perbedaan pendapat dengan penulis dan lsafat itu sendiri. Sebagai sebuah konsep, 44 Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling, 22, 2017, 41–49komunikasi dan informasi sangat erat kaitannya yang juga menandai lebih dari makna konseptual biasa ketika digunakan dalam teori-teori sosial serta dalam teori losos tentang realitas dan kebenaran kehidupan sosial Robillard, 2005. Informasi dan komunikasi yang merujuk pada objek dari realitas yang diamati, selanjutnya akan digambarkan sebagai ontologitas prosedural dari informasi. Sebuah model komunikasi bukanlah menjadi masalah lsafat hanya karena bertujuan untuk kebijaksanaan Heslep, 1998. Komunikasi yang berhubungan dengan kebijaksanaan praktis mung-kin tidak lebih dari kata-kata nasihat ataupun kata-kata yang bersifat argumentatif semata. Ketika komunikasi yang bertujuan untuk memahami adalah diskursif, dia akan menyerupai pidato losos yang cenderung untuk membenarkan pemahamannya. Perbedaan utama antara penalaran praktis dan losos menyangkut berbagai jenis alasan bahwa mereka masing-masing merangkum. Sementara itu argumen praktis harus mencakup alasan fakta situasi tertentu dan konkret. Sesuatu yang bersifat losos tidak perlu menyertakan referensi kepada hal tertentu dan antar pribadi merupakan jenis dari komunikasi yang tidak hanya bersifat linguistik Heslep, 1998. Pemahaman losos dapat dicapai melalui analisis konseptual, pengembangan teori makna, penyelidikan aturan inferensi dan bentuk argumen serta kritik dari argumen. Bagaimanapun, bahasa bukan satu-satunya subjek lsafat interpersonal. Filsafat tersebut juga terkait dengan hal-hal, pikiran, tindakan ataupun kemungkinan tentang komunikasi sangat penting sebagai dasar lsafat Heslep, 1998. Beberapa alasan untuk pernyataan tersebut, yaitu 1 lsafat dan komunikasi berbagi prinsip-prinsip dasar; 2 prinsip-prinsip dasar lsafat berbagi dengan pendidikan sehingga merupakan dasar yang mau tak mau bersifat mutlak, berlaku untuk pendidikan kapan pun dan dimana pun; dan 3 prinsip-prinsip komunikasi adalah substantif serta regulatif bagi pendidikan. Komunikasi menopang dan mengembangkan kebebasan, pengetahuan, sarat tujuan, dan kekonsultatifan yang bersifat memfasilitasi pelaku, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Komunikasi adalah sesuatu yang perlu dipelajari oleh setiap individu, untuk pengembangan satu aliran lsafat yang paling banyak berkontribusi terhadap kajian komunikasi adalah lsafat pragmatisme dengan beberapa tokoh terkenalnya, yaitu Donald Davidson Dresneer, 2006, N. Weiner Robillard, 2005, C. S. Peirce Bregman, 2009, dan William James Arnett, 2010, dengan karakteristik dan penekanan yang tidak identik. Aliran pragmatisme pada beberapa dekade terakhir, memperoleh minat yang sangat besar dalam studi tentang komunikasi. Sebagai salah seorang pendiri dari aliran pragmatisme dan bahasan utama semiotika modern, Peirce seringkali diabaikan oleh ilmuwan yang tertarik dengan ilmu komunikasi. Semiotika Peirce menempatkan penekanan pada isyarat proses kognitif individu Bregman, 2009. Peirce mencela kecenderungan Cartesian yang lebih mengandalkan pada satu urutan argumentasi dan metode buatan dalam bidang lsafat. Peirce berpendapat, janganlah kita berpura-pura dalam lsafat tentang apa yang kita tidak ragu dalam hati kita Bregman, 2009. Peirce menegaskan lsafat tidak seharusnya dimulai dari ide murni yang diibaratkan sebagai pengalaman seorang gelandangan yang berpetualang di suatu jalanan tanpa adanya pemukiman manusia Bregman, 2009. Tetapi lsafat harus dimulai dengan ide-ide yang akrab dan kompleks yang melekat dalam dialog manusia. Selanjutnya Peirce menjelaskan bahwa setiap interaksi komunikasi baik asertif maupun interogatif, terkait dengan sesuatu secara bersama oleh kedua pihak. Kerangka semiotika Peircean menekankan bahwa komunikasi secara samar-samar dan secara umum dapat digambarkan sebagai kompleksitas proses isyarat, dimana pihak-pihak yang terlibat mengacu pada materi tertentu, secara teoritis dikonseptualisasikan sebagai obyek, dengan efek atau konsekuensi tertentu, dirangkum oleh orang yang itu lsafat analitik yang dikembangkan oleh Davidson tentang komunikasi memberikan perhatian lebih terhadap bahasa dan menjadikannya sebagai cabang utama yang menempatkan pertanyaan sentral terhadap makna linguistik Dresner, 2006. Aturan dasar yang dibutuhkan untuk memahami makna linguistik adalah bahwa makna linguistik merupakan komunikasi linguistik interpersonal. Asumsi utama yang disampaikan adalah bahwa bahasa pada Hariko - Landasan Filosos Keterampilan... 45 dasarnya intersubjektif dan oleh karena itu makna linguitik harus benar-benar dapat sepenuhnya dikomunikasikan dalam interaksi linguistik interpersonal. Komunikasi memang didasarkan pada pengamatan empiris Robillard, 2005. Ketika antar individu berkomunikasi, maka mereka secara efektif melakukannya melalui penggunaan bahasa dan/atau perangkat simbolik lainnya, seperti teks, gambar dan uraian yang telah dipaparkan jelas tergambar mengenai dasar lsafat komunikasi. Bidang ini layak menjadi perhatian lebih karena berkaitan erat dengan aktitas keseharian individu. Bagaimanapun setiap individu terlibat dalam hubungan interpersonal yang melibatkan pihak lain, baik secara individual ataupun kelompok. Dalam hubungan tersebut, setiap individu akan berinteraksi melalui komunikasi. Pemahaman terhadap lsafat komunikasi sangat diperlukan oleh setiap individu, utamanya bagi individu pengemban dan pelaksana profesi yang mengharuskan adanya interaksi dengan individu dan kelompok SEBAGAI MODAL DASAR HUBUNGAN INTERPERSONALKomunikasi merupakan hal yang esensial, berpengaruh dan bahkan seringkali menjadi faktor penentu dalam kehidupan manusia. Komunikasi merupakan dasar dari eksistensi suatu masyarakat dan menentukan struktur masyarakat tersebut Susanto & Astrid, 1976. Komunikasi merupakan mekanisme ataupun alat dalam pengoperan rangsangan dalam masyarakat. Dengan mekanisme komunikasi, individu dapat memberitahukan dan menyebarkan apa yang dirasakan dan apa yang diinginkannya terhadap individu komunikasi, individu mengembangkan diri dan membangun hubungan dengan individu lain ataupun kelompok. Hubungan individu dengan individu lain akan menentukan kualitas hidup individu tersebut yang dimoderatori oleh efektitas komunikasi yang digunakannya. Tubbs & Moss Rakhmat, 2000Maulana & Gumelar, 2013 menyatakan bahwa komunikasi yang efektif ditandai dengan timbulnya lima hal, yaitu 1 pengertian, penerimaan yang cermat; 2 kesenangan, hubungan yang hangat, akrab dan menyenangkan; 3 memengaruhi sikap, bersifat persuasif; 4 hubungan yang makin baik; dan 5 tindakan, melahirkan tindakan yang fungsi umum komunikasi, yaitu terkait dengan fungsi informatif, edukatif, persuasif, dan rekreatif Yusup, 1989. Fungsi informatif mengacu pada memberi keterangan, data, atau fakta yang berguna dalam segala aspek kehidupan manusia. Di samping itu komunikasi juga berfungsi dalam mendidik masyarakat dalam mencapai kedewasaan. Secara persuasif komunikasi berfungsi sebagai alat untuk membujuk orang lain agar berperilaku sesuai dengan kehendak yang diinginan komunikator. Sedangkan fungsi hiburan dimaksudkan bahwa dengan komunikasi memungkinkan individu untuk menghibur individu dengan fungsi komunikasi sebagai alat persuasi, kemampuan komunikasi dapat digunakan sebagai alat untuk membujuk atau mengarahkan orang lain Maulana & Gumelar, 2013. Komunikasi melalui wujud bahasa dan tanda, memiliki kekuatan untuk memengaruhi dan mengajak orang lain sehingga mengikuti suatu gagasan, ajakan dan model tingkah laku yang ditampilkan oleh komunikator. Komunikasi sebagai alat persuasif merupakan fungsi yang sangat penting dalam hubungan interpersonal. Upaya agar orang lain mematuhi atau mengikuti apa yang diinginkan oleh komunikator, merupakan tujuan komunikasi yang paling umum dan paling sering digunakan Morissan, 2013.Terkait dengan bahasan komunikasi, faktor-faktor yang dapat menyuburkan hubungan interper-sonal, yaitu percaya; sikap suportif; dan sikap terbuka Rakhmat, 2000. Dari ketiga faktor tersebut, faktor percaya merupakan yang terpenting karena sangat menentukan efektitas komunikasi. Faktor percaya akan meningkatkan komunikasi interpersonal karena membuka saluran komunikasi, memperjelas pengiriman dan penerimaan informasi serta memperluas peluang komunikan untuk mencapai maksudnya. Sikap percaya dalam komunikasi akan berkembang apabila didasarkan pada penerimaan, empati dan kejujuran. Faktor percaya ini secara langsung akan terkait dengan sikap 46 Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling, 22, 2017, 41–49suportif dan sikap terbuka dalam komunikasi. Menurut Mc. Crosky, Larson & Knapp Efendy, 2003 komunikasi yang efektif dapat dicapai dengan mengupayakan ketepatan accuracy yang berderajat tinggi dan empati antara komunikator dan komunikan dalam setiap dalam hubungan interpersonal pada hakikatnya dilandasi oleh beberapa tujuan. Tujuan-tujuan tersebut dapat saja disadari oleh individu, meskipun ada kalanya tidak disadari. Menurut Devito Maulana & Gumelar, 2013, dalam komunikasi interpersonal setidaknya memiliki lima tujuan utama. Kelima tujuan komunikasi interpersonal tersebut yaitu untuk1 proses belajar; 2 membangun hubungan; 3 memengaruhi; 4 bermain; dan 5 menolong. Melalui komunikasi, individu dapat memberikan upaya-upaya yang menenangkan, menghibur, memberi saran dan per-timbangan serta pandangan terhadap orang lain yang memerlukan. Hal ini seringkali digunakan oleh profesi-profesi yang berlandasakan pada upaya pemberian bantuan, seperti bimbingan konseling, psikologi dan antar pribadi dapat dilakukan dengan penyampaian dan/atau penangkapan pesan dalam dua cara utama, yaitu pesan verbal dan nonverbal. Pesan verbal diwujudkan melalui bahasa/linguistik dan pesan nonverbal tergambar melalui isyarat tubuh. Pesan verbal dalam komunikasi berkaitan dengan kata dan makna, serta berbahasa dan berkir Maulana & Gumelar, 2003. Pesan nonverbal mencakup segala ungkapan yang disadari atau tidak disadari dalam bentuk gerak tubuh, isyarat, air muka, nada atau getaran suara, dan tarikan nafas. Dalam komunikasi interpersonal dan antar budaya, kedua jenis bentuk penyampaian pesan ini kadang-kadang menimbulkan sedikit keterbatasan dalam pemahaman. Tetapi hal ini biasanya dapat diatasi dengan pemahaman yang tinggi oleh masing-masing orang yang terlibat dalam komunikasi terhadap makna bahasa non verbal dan SEBAGAI LANDASAN KETERAMPILAN KONSELINGKonselor sebagai salah satu jenis profesi bantuan berada pada posisi yang sangat diminati pada dekade terakhir ini. Berbagai permasalahan yang muncul dalam tatanan kehidupan individu dan bermasyarakat menjadi salah satu alasan dari ketertarikan tersebut. Profesi ini secara profesional diselenggarakan oleh konselor yang bekerja secara perorangan ataupun kelompok. Konselor profesional merupakan seseorang yang menekuni salah satu jenis profesi penolong helper yang terlatih di bidang keterampilan konseling. Konseling adalah salah satu cara untuk membantu orang lain, tetapi ini merupakan cara khusus yang melibatkan penggunaan keterampilan-keterampilan tertentu untuk tujuan-tujuan tertentu/khusus pula Geldard & Geldard, 2005.Tujuan utama menggunakan keterampilan konseling adalah untuk membantu konseli mengem-bangkan keterampilan pribadi dan inner strength kekuatan batin agar mereka dapat menciptakan kebahagiaan di dalam kehidupannya sendiri dan orang lain. Dengan demikian keterampilan konseling digunakan oleh para konselor profesional untuk membantu individu atau kelompok agar memiliki kemampuan secara mandiri memberdayakan dan menolong dirinya sendiri. Hal ini secara langsung berkaitan dengan tujuan akhir proses konseli memberdayakan diri dan menolong diri tersebut dapat melalui wujud pengem-bangan diri maupun upaya melepaskan diri dari permasalahan yang sedang dialaminya. Tujuan utama konseling adalah menolong konseli untuk dapat berubah dalam cara berkir dan/atau dalam tindakan mereka sehari-hari, sehingga terhindar dari konsekuensi-konsekuensi negatif Geldard & Geldard, 2005.Pemakaian keterampilan konseling oleh konselor dibagi menjadi lima tujuan berbeda, yaitu 1 supportive listening, memberi konseli perasaan dipahami dan diarmasi; 2 mengelola situasi bermasalah; 3 problem management; 4 mengubah keterampilan-keterampilan buruk konseli yang menciptakan masalah bagi konseli; dan 5 mewujudkan perubahan falsafah hidup Nelson-Jones, 2008. Tentunya kelima tujuan keterampilan konseling ini diselenggarakan oleh konselor dengan media komunikasi, baik melalui bahasa verbal dalam wujud penyampaian kalimat dan/atau kata- Hariko - Landasan Filosos Keterampilan... 47 kata ataupun melalui isyarat tubuh atau bahasa nonverbal. Kedua jenis keterampilan komunikasi ini mendasari hampir keseluruhan penggunaan keterampilan-keterampilan konseling terbagi menjadi dua, yaitu keterampilan dasar dan keterampilan lanjutan Capuzzi & Gross, 2013. Keterampilan dasar konseling terdiri dari 1 keterampilan penampilan, meliputi kontak mata, bahasa tubuh, jarak, tekanan suara, dan alur verbal; 2 keteram-pilan mendengar dasar, meliputi pengamatan terhadap konseli, perilaku verbal, dorongan, parafrasa dan membuat kesimpulan, reeksi perasaan, dan mengajukan pertanyaan; 3 keterampilan self-attending, meliputi kesadaran diri, humor, sikap non-judgemental terhadap diri, dan sikap non-judgemental terhadap orang lain, asli dan konkret. Sementara itu keterampilan lanjutan terdiri dari 1 keterampilan pemahaman dan penolakan understanding & challenging, meliputi empati tingkat tinggi, keterbukaan diri self disclosure, konfrontasi, dan kesegeraan; 2 keterampilan perilaku, dan 3 keterampilan mengakhiri 2012 menguraikan terdapat empat pengelompokan utama keterampilan yang digunakan konselor dalam proses konseling, yaitu 1 keterampilan dasar terdiri dari mendengarkan, empati dan pemahaman mendalam, serta diam; 2 keterampilan yang biasa digunakan terdiri dari pertanyaan, pengungkapan diri, pemodelan, armasi dan dorongan, serta menawarkan alternatif, memberikan informasi, dan memberikan saran; 3 keterampilan lanjutan yang biasa digunakan terdiri dari konfrontasi, penafsiran dan kolaborasi; 4 keterampilan konseling lanjutan dan spesialis terdiri dari penggunaan metafora, hipnosis, keterampilan strategis, metode restrukturisasi kognitif, narasi dan cerita, terapi sentuhan, paradoxical intention, bermain peran, berbagai teknik visualisasi, dan sebagainya. Secara implisit dapat di cermati bahwa sebagian besar keterampilan-keterampilan yang dikemukakan tersebut, melibatkan kemampuan konselor dalam satu bahasan yang lebih kongkret tentang penerapan sejumlah keterampilan komunikasi dikemukakan oleh Nelson-Jones 2008, yaitu 1 komunikasi verbal; 2 komunikasi vokal; 3 komunikasi tubuh; 4 komunikasi sentuhan touch communication; dan 5 komunikasi mengambil tindakan taking action communication. Komunikasi verbal atau percakapan terdiri atas pesan-pesan yang dikirim oleh konselor kepada konseli dengan menggunakan kata-kata. Dimensi komunikasi verbal meliputi bahasa, isi, frekuensi pembicaraan, dan kepemilikan atas perbendaharaan kata-kata. Dimensi bahasa tidak hanya meliputi jenis bahasa, tetapi juga mencakup elemen seperti gaya bahasa formal dan/atau informal yang digunakan. Misalnya gaya bahasa konselor yang tepat merangsang terwujudnya proses konseling yang konstruktif. Sementara itu, dimensi isi merujuk pada aspek topik dan bidang permasalahan. Isi pembicaraan biasanya berfokus pada percakapan tentang diri sendiri, orang lain atau lingkungan, dan dimensi evaluatif percakapan. Ada kalanya frekuensi pembicaraan lebih didominasi oleh konselor, namun dalam situasi lain kadang didominasi oleh konseli. Dalam hal ini, konselor hendaknya mampu menggunakan perbendaharaan kata yang tepat dan memiliki analisis cermat terhadap perbendaharaan kata yang digunakan konseli Nelson-Jones, 2008. Masing-masing perbendaharaan kata yang digunakan memiliki motif-motif vokal konselor dapat menyampaikan tentang apa yang sesungguhnya dirasakan dan seberapa responsif konselor secara emosional memahami perasaan konseli. Komunikasi vokal mencakup lima dimensi, yaitu volume; artikulasi; nada; penekanan; dan kecepatan berbicara. Konselor hendaknya berkomunikasi dengan suara yang lembut, dapat didengar, dan nyaman didengar. Kejelasan komunikasi konselor tersebut juga bergantung pada pelafalan kata yang diucapkan serta kemahirannya dalam mengatur nada dan rentang pembicaraan. Konselor juga perlu mengatur penekanan-penekanan secara tepat terhadap kata-kata yang digunakan dalam merespon perasaan dan situasi emosional konseli. Kemudian, konselor juga harus mempertimbangkan kecepatan berbicara. Pembicaraan yang terlalu cepat dapat menyulitkan konseli dalam memahami, sebaliknya pembicaraan yang terlalu lambat akan memunculkan kebosanan konseli dalam mendengarkan. Konselor sesekali perlu untuk diam dan berhenti pada saat yang tepat, guna memberi ruang bagi konseli untuk berkir Nelson-Jones, 2008. 48 Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling, 22, 2017, 41–49Komunikasi tubuh terdiri atas pesan-pesan yang dikirim oleh anggota tubuh, yaitu ekspresi wajah, tatapan, kontak mata, gestur, postur atau posisi tubuh, kedekatan secara sik, pakaian dan cara berdandan. Ekspresi wajah konselor terutama melalui mata dan alis, merupakan wahana utama untuk menyampaikan pesan kepada konseli. Konselor dituntut memandang hanya pada wajah konseli dan senantiasa melakukan kontak mata dengan tepat. Cara pandang ini sekaligus untuk menampilkan ketertarikannya terhadap pembicaraan dan upaya mengumpulkan informasi facial. Dimensi eksternal dari komunikasi tubuh yang juga sangat penting dicermati yaitu pakaian dan cara berdandan. Hal ini berpengaruh terhadap pengungkapan diri konselor dan informasi tentang seberapa baik konselor mengurus diri sendiri. Kategori khusus dari komunikasi tubuh yaitu komunikasi sentuhan yang merupakan upaya mengirim pesan melalui sentuhan sik. Beberapa hal yang perlu jadi perhatian terkait komunikasi sentuhan, yaitu bagian tubuh apa yang digunakan konselor untuk menyentuh, bagian tubuh konseli yang disentuh dan seberapa lembut atau tegas sentuhan tersebut. Terkait dengan jenis keterampilan komunikasi ini, perlu diperhatikan pertimbangan budaya yang dianut oleh masing-masing konseli. Komunikasi mengambil tindakan berupa pesan-pesan yang disampaikan konselor dalam situasi tidak bertatap muka, misalnya mengirimkan catatan tindak lanjut kepada konseli Nelson-Jones, 2008.Dari paparan tersebut, diperoleh gambaran yang luas tentang keterampilan komunikasi yang digunakan dalam penyelenggaraan konseling. Secara garis besar komunikasi tersebut melibatkan aspek verbal, vokal, tubuh, sentuhan dan tindakan, dengan penekanan-penekanan yang spesik pada masing-masingnya. Keterampilan komunikasi konselor merupakan elemen utama dalam penyelenggaraan konseling. Penguasaan keterampilan komunikasi akan mendukung efektitas penggunaan sejumlah keterampilan konseling lainnya dan sekaligus mendorong kesuksesan konselor dalam penyelenggaran dihadapkan pada berbagai tantangan berupa tuntutan untuk membantu perkembangan dan pengembangan individu serta pengentasan permasalahan individu. Dalam upaya untuk meng-hadapi tantangan tersebut, sudah semestinya konselor memperkaya diri dengan kelengkapan pengu-asaan berbagai keterampilan penyelenggaraan konseling. Keterampilan-keterampilan tersebut meru-pakan hasil dari rumusan kajian ilmiah berbagai pendekatan yang bersumber dari multi disiplin konseling yang efektif memanfaatkan sejumlah keterampilan yang tepat dengan spesikasi kebutuhan dan permasalahan konseli. Dalam hal ini, penguasaan keterampilan komunikasi oleh konselor secara langsung berkorelasi dengan efektitas penggunaan sejumlah keterampilan konseling lainnya. Berbagai keterampilan komunikasi tersebut disusun ahli dengan berpijak pada dasar loso komunikasi individu, untuk diberdayakan dalam proses konseling efektif. Beberapa jenis keterampilan komunikasi konselor tersebut, meliputi 1 komunikasi verbal; 2 komunikasi vokal; 3 komunikasi tubuh; 4 komunikasi sentuhan; dan 5 komunikasi mengambil berbagai keterampilan yang tepat menjadi garansi bagi kesuksesan penyelenggaraan konseling. Konselor dan calon konselor dituntut untuk menguasai sejumlah keterampilan konseling, sehingga penyelenggaraan konseling relevan dengan kebutuhan dan permasalahan konseli. Dalam hal ini, penguasaan keterampilan komunikasi oleh konselor merupakan sesuatu yang sangat urgen, karena terkait erat dan/atau menunjang efektitas penggunaan keterampilan-keterampilan konseling lainnya. Penggunaan keterampilan konseling, khususnya keterampilan komunikasi, memberi pe-luang yang lebih besar terhadap harapan keberhasilan penyelenggaraan konseling dengan cara-cara yang lebih efektif dan esien. Hariko - Landasan Filosos Keterampilan... 49 DAFTAR RUJUKANArnett, R. C. 2010. Dening Philosophy of Communication Difference and Identity. Qualitative Research Reports in Communication, 111, 57–62. P., & Susanto, S. 1976. Filsafat Komunikasi. Bandung Bina M. 2009. Experience, Purpose, and the Value of Vagueness On C. S. Peirce’s Contribution to the Philosophy of Communication. Communication Theory, 193, 248–277. D., & Gross, D. R. 2013. Introduction to The Counseling Profession. G. 2015. Theory and Practice of Counseling and Psychotherapy. Nelson E. 2006. Davidson’s Philosophy of Communication. Communication Theory, 162, 155–172. O. U. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung, PT Citra Aditya K., & Geldard, D. 2005. Practical Counselling Skills An Integrative Approach. Palgrave S. T. 2012. Counseling A Comprehensive Profession. New Jersey Pearson Higher J. C., Stevic, R. R., & Warner, R. W. 1982. Counseling Theory and Process Vol. 23. Allyn & R. D. 1998. Communication as The Absolute Foundation of Philosophy. Educational Theory, 481, 21–32. H., & Gumelar, G. 2013. Psikologi Komunikasi dan Persuasi. Jakarta Akademia M. A. 2010. Psikologi Komunikasi. Bogor Ghalia R. 2008. Introduction to Counselling Skills Text and Activities. E. 2011. The World of The Counselor An Introduction to The Counseling Profession. Nelson C. L. 2016. Keterampilan Konseling Berbasis Metakognisi. Jurnal Kajian Bimbingan dan Konseling, 13, 90–94. Diambil dari J. 2000. Psikologi Komunikasi. Bandung Remaja Rosda J. 2005. Cosmos and History. Cosmos and History The Journal of Natural and Social Philosophy Vol. 1. Cosmos Pub. Cooperative. Diambil dari N. W. 2010. Filsafat Sebagai Akar Ilmu Komunikasi. Bandung Simbiosa Rekatama P. M. 1989. Komunikasi Pendidikan dan Komunikasi Instruksional. Bandung Remaja M. 2009. Filsafat Komunikasi Pengantar Ontologis, Epistemologis, Aksiologis. Yogyakarta Graha Ilmu. ... Seeing the problems faced by students, it is necessary to have counseling services that can be accessed flexibly both offline and online. It is currently known that the development of information and communication technology has had a major influence on counseling services [6]. Online counseling services are known to make it easier for someone who wants to consult but cannot attend in person [3]. ...... Komunikasi merupakan hal yang sangat penting adanya penurunan fisik dari fungsi organ tubuh meliputi fungsi pendengaran, fungsi wicara, dan fungsi penglihatan. Lebih lanjut, adanya perubahan psikologis, sosial, dan spiritual berpengaruh pada kondisi emosional, mood, dan persepsi pada lansia yang terkadang semakin mempersulit lansia dalam berkomunikasi dengan keluarga Hariko, 2017. ... Dewi UtariFerianto FeriantoSuwarno SuwarnoWenny SavitriAged people will experience several changes in all aspects of life including, physical, psychological, spiritual, and social. Their altered condition such as hearing deprivation, loss of vision, or fluctuating emotions will affect how the way they communicate with other family members. Thus, the family should be more concerned regarding this issue, unless they will have ineffective communication. Moreover, it may lead to trigger a conflict among family members. To unravel this problem, an education on effective communication for aged people using a module will help them to improve strategies for managing the elderly's communication problems. This activity involved 67 families with elderly and 7 health volunteers in Kelurahan Patangpuluhan Wirobrajan Yogyakarta. The result showed that education could elevate the score of effective communication among aged people, both family, and health volunteers. However, health volunteers had a higher average score than family... Berkomunikasi merupakan salah satu kegiatan yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia Hariko, 2017. Sebagai makhluk sosial, manusia harus berkomunikasi dengan manusia lain guna memenuhi kebutuhan hidupnya. ...Mustakim MustakimBerbicara merupakan salah satu keterampilan dasar yang harus dimiliki oleh seseorang agar dapat berkomunikasi dengan individu lainnya. Hanya saja tidak semua orang mampu berbicara dengan baik, khususnya berbicara di depan umum. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan keterampilan berbicara dalam pembelajaran berceramah pada siswa SMK dengan menerapkan metode mind mapping. Penelitian ini tergolong ke dalam penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus penelitian. Subjek yang terlibat dalam penelitian ini yakni 32 orang siswa SMK. Pengumpulan data dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan metode observasi, tes, angket, dan wawancara. Instrumen yang digunakan yakni tes kemampuan berbicara serta lembar observasi. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan teknik deskriptif kualitatif dan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I rata-rata kemampuan berbicara siswa yakni 77,3 yang berada pada kategori baik dan meningkat menjadi 86,5 pada siklus II. Secara klasikal meningkat dari 50% pada siklus I menjadi 84,3% pada siklus II. Selain itu, penerapan metode mind mapping juga mendapatkan respons yang positif. Hal ini ditunjukkan pada data respons siklus I dengan skor 19,03 % dengan kategori positif dan meningkat menjadi 20,8 % kategori positif pada siklus II. Berdasarkan data hasil penelitian tindakan kelas tersebut, maka penerapan metode mind mapping dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa secara efektif.... Dalam mewujudkan lima tujuan tersebut guru harus harus menguasai keterampilan konseling yang berupa Hariko, 2017 ...Septian Kurnia SariEfi Tri AstutiThis study aims to analyze how Islamic counseling guidance deals with student academic stress during the Covid 19 pandemic. Corona Virus Disease 19 or commonly referred to as Covid 19 has affected every line of life without exception in the field of education. The method used in this study is research literature based on scientific articles, books and reports related to the research topic. The results showed that there were several factors behind the occurrence of academic stress in students. Islamic counseling guidance is intended to strengthen the religious nature of students. If a teacher, especially a PAI teacher, has the skills and is able to implement aspects of monotheism, moral aspects, aspects of worship, personal aspects, social aspects and academic aspects of Islamic Counseling Guidance to their students, then the academic stress that is motivated by the problems caused by the Covid 19 pandemic that has caused analyzed from several journals will be resolved slowly. Islamic Counseling Guidance can foster the mental health of students, form a positive personality in accordance with the guidance of the Qur'an and Hadith.... Perkembangan teknologi yang ada telah mempengaruhi segala aspek kehidupan, salah satunya pada layanan bimbingan dan konseling. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah memberi pengaruh besar terhadap layanan bimbingan dan konseling Hariko 2017. Revolusi berdampak terhadap disrupsi di sektor teknologi, hukum, ekonomi, pertanian serta kehidupan sosial lainnya, termasuk sektor pendidikan Firman, 2019. ... Awalya AwalyaIndah LestariUjang KhiyarusolehBoby Ardhian NusantaraPerkembangan teknologi telah mempengaruhi pelayanan bimbingan dan konseling. Penggunaan smart phone berbasis Android dimanfaatkan menjadi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling atau dikenal dengan istilah Cyber Counseling. Cyber counseling dimanfaatkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan teknologi dalam pelayanan bimbingan dan konseling. Oleh kerena itu tujuan pengabdian kepada masyarakat yaitu memberikan pemahaman kepada para guru bimbingan dan konseling dalam memanfaatkan teknologi sebagai media layanan bimbingan dan konseling secara profesional di sekolahnya masing-masing. Kegiatan pelatihan konseling melalui kegiatan pengabdian pada masyarakat bekerja sama dengan Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling Guru Bimbingan dan Konseling MGBK di Kota Semarang dilaksanakan melalui tiga tahap yaitu identifikasi kompetensi teknologi peserta, pelaksanaan pelatihan, monitoring dan evaluasi pelatihan. Hasil pengolahan instrumen pre- test dan post-test yang diberikan kepada 20 peserta menunjukkan peningkatan. Selanjutnya dianalisis menggunakan uji statisik Wilcoxon untuk mengetahui peningkatan kompetensi secara teori peserta pelatihan menunjukkan bahwa terdapat perubahan yang signifikan dengan skor p = Peningkatan kompetensi cyber counseling dari peserta tidak hanya sebatas teori, malainkan juga dengan pengaplikasian di lapangan dengan bukti wawancara. Lebih lanjut pelatihan cyber counseling memberikan dampak yang baik kepada peningkatan keprofesionalan guru bimbingan dan konseling pada bidang teknologi. Abstract. Technological developments have influenced guidance and counseling services. The use of Android-based smart phones is used as the implementation of guidance and counseling services or known as Cyber Counseling. Cyber counseling is used to optimize the use of technology in guidance and counseling services. Therefore, the purpose of community service is to provide understanding to guidance and counseling teachers in utilizing technology as a medium for professional guidance and counseling services in their respective schools. Counseling training activities through community service activities in collaboration with the Guidance and Counseling Teacher Consultation MGBK in Semarang City are carried out in three stages, namely identification of participants' technological competencies, implementation of training, monitoring and evaluation of training. The results of processing the pre-test and post-test instruments given to 20 participants showed an increase. Furthermore, it was analyzed using the Wilcoxon statistical test to determine the increase in theoretical competence of the trainees showing that there was a significant change in the score p = The increase in cyber counseling competence from participants is not only limited to theory, but also by field application with interview evidence. Furthermore, cyber counseling training has a good impact on increasing the professionalism of guidance and counseling teachers in the technology field.... Hal ini dikarenakan penyuluh pertanian saat melakukan kegiatan penyuluhan melakukannya dengan baik. Sesuai dengan yang dikemukakan oleh Hariko 2017 bahwa dalam melakukan kegiatan penyuluhan, penyuluh hendaknya berkomunikasi dengan suara yang lembut, dapat didengar dan nyaman didengar. Keterampilan komunikasi vokal penyuluh rendah dengan presentase 20,93% pada indikator penyampaian materi yang disampaikan dilakukan dengan suara yang kurang jelas dan kurang terciptanya suasana santai. ...The agricultural sector is one of the important sectors in national economic development. Participation of farmers both individually and in groups with full awareness and responsibility in the field of agricultural business is indispensable to create changes that can improve the welfare of farmers. To increase farmers' participation, the role of agricultural extensionists is very important. This research aimed to knowed the level of communication skills of extension workers, the level of participation of farmers and to know the relationship of communication skills to the participation of farmers in rice paddy extension activities in wonua monapa village pondidaha district konawe. Sampling is determined randomly or simple random sampling with the number of samples as many as 43 respondents rice paddy farmers. The techniques of data analyzed used to determine extension communication skills and farmer participation are measured using a likert scale and then analyzed using a class interval formula and to find out the relationship of extension communication skills to farmer participation using spearman rank correlation formula. The results showed that the communication skills of extension workers with a moderate category with a percentage of the participation of farmers with a moderate category with a percentage of Rank Spearman's correlation test results showed that extension communication skills with farmers' participation in rice paddy extension activities showed significance or Sig value. 2-tailed of so Ha was accepted. That is, the improved communication skills of extension workers, the participation of farmers will also increase.... Seperti dalam proses bimbingan konseling, interaksi adalah sebuah media yang dapat digunakan agar kegiatan tersebut dapat berlajan sebagaimana mestinya. Interaksi dengan kegiatan bimbingan konseling adalah satu kesatuan yang tidak terlepaskan Hariko, 2017. Kita tahu bahwa interaksi berisi sebuah pesan-pesan yang dapat mempengaruhi satu individu dan individu yang lain. ...Tri Diyah LestariIsbandiyah IsbandiyahThe purpose of the study was to identify social conflicts with socio-emotional nuances and to resolve them in the personal-sosial counseling perspective that occurred in the people of Bumisari Natar Village, Lampung. The research method uses descriptive qualitative methods. There are 6 people as sources of research data who are considered to have sufficient knowledge about the problems in this study. Collecting data with the method of observation, interviews, and documentation. Analysis of the data using the interactive analysis of the Milles and Hubarman model which consists of steps of data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The results showed that the solution to sosial conflict resolution could be done through personal sosial guidance with the help of village officials and sosial workers. It begins with the planning, implementation, evaluation and follow-up stages, both individually and in groups. Conclusion The research shows that the cause of sosial conflict is the existence of non-realistic conflict factors such as feelings of envy, irritability, the presence of a third party who pits each other, incitement, backbiting, envy, unruly, and sosial jealousy. Keywords Social Conflict, Social Interaction, Society... Konseling merupakan profesi yang hadir sebagai respon terhadap kebutuhan individu untuk memahami diri, lingkungan, serta hal lain yang terkait dengan kehidupannya Hariko, 2017. Konseling sebagai profesi berupaya membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya, mampu membuat keputusan dan menentukan tujuan berdasarkan nilai yang diyakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya Nurihsan, 2014. ...Khadijah LubisRia HayatiRizki NovirsonCounseling services that are effective and on target are needed by counselors. Ideally, counselors should have insight, and skills in implementing creative and innovative counseling techniques. There are still counselors who have minimal knowledge and skills regarding counseling techniques. One of them is the assertiveness training technique in the group format, which is one of the recommended behavior counseling techniques to improve individual interpersonal competence. The steps for implementing assertiveness training are 1 rational strategy, 2 identification of situations that cause problems, 3 exploration, 4 role-playing, giving feedback, and better behavioral models. 5 carry out exercises and practice, 6 repeat the exercises, 7 do homework and follow-up, and 8 terminate. This implementation shows that group format assertiveness training can be implemented in counseling services to alleviate problems and improve individual interpersonal skills. Therefore, counselors are expected to improve their skills and apply group format assertiveness training in counseling services that are effective and on target are needed by counselors. Ideally, counselors should have insight, and skills in implementing creative and innovative counseling techniques. There are still counselors who have minimal knowledge and skills regarding counseling techniques. One of them is the assertiveness training technique in the group format, which is one of the recommended behavior counseling techniques to improve individual interpersonal competence. The steps for implementing assertiveness training are 1 rational strategy, 2 identification of situations that cause problems, 3 exploration, 4 role-playing, giving feedback, and better behavioral models. 5 carry out exercises and practice, 6 repeat the exercises, 7 do homework and follow-up, and 8 terminate. This implementation shows that group format assertiveness training can be implemented in counseling services to alleviate problems and improve individual interpersonal skills. Therefore, counselors are expected to improve their skills and apply group format assertiveness training in counseling services.... Saaranen, T., Vaajoki, A., Kellomäki, M., & Hyvärinen, 2015 Lack of communication skills among students can also cause some negative impacts.Hariko, 2017 Individual failure to communicate hinders the creation of mutual understanding, cooperation, tolerance, and hinders the implementation of social norms.Meutia, T., Harefa, J. A., Wijayanti, S., & Saragi, 2002 stated that students also need public speaking skills to improve student integrity.Rosmalia, ...Wildani Auza SuroyaIka Sandra DewiThis research was carried out based on the phenomena that exist among students, the problems that occur in students are toxic friendship communication, so to see how high the behavior is, the researchers conducted research at the Muslim Nusantara University Al-Washliyah. Problems that can be seen from the friendships made by students both in terms of speech and actions. Such as not wanting to lose to friends, not respecting opinions, depending on others, stubbornness and lack of empathy for fellow students. This research was shown after the treatment was given to 8 students. Counseling services as a form of treatment that researchers provide to see if there is a decrease in toxic friendship communication behavior in students. The real effect is obtained from the results of the linear regression test that the researchers did to find out whether there is an influence by providing group counseling services with a reality approach to toxic friendship communication. to predict the communication variable toxic Hifsy Rezki HarikoYeni KarneliKonseling adalah pelayanan bantuan oleh tenaga profesional kepada seorang atau sekelompok individu untuk pengembangan KES dan penanganan KES-T dengan fokus pribadi mandiri yang mampu mengendalikan diri melalui penyelenggaraan berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung dalam proses pembelajaran. Kemudian, konseling yang kondusif adalah pelayanan yang diberikan oleh konselor kepada klien untuk pengembangan KES dan penanganan KES-T dengan tenang atau tertib. Nah, pada proses konseling yang terjadi saat ini banyak yang tidak kondusif. Karena dalam proses nya tidak kondusif. Maksudnya adalah dalam proses konseling, teknik-teknik konseling seperti attending, listening dan structuring tidak di implementasikan dengan efektif oleh konselor. Untuk itu, diperlukan konseling yang kondusif melalui pengimplementasian teknik-teknik dasar konseling konseling Attending, Listening dan Structuring. Metode yang digunakan pada jurnal ini ialah Literature Review. Eli DresnerDonald Davidson, one of the main figures in 20th-century analytic philosophy, can be justifiably described as a philosopher of communication. In the first part of this paper, a key concept in Davidson’s philosophy—radical interpretation—is presented and explicated. Then, the second part shows how this notion bears upon key issues and problems in communication theory. It is argued that Davidson’s ideas provide support for a constitutive view of communication and that his account of the relation between communication and social convention promotes the unity of communication as a field of research. The final part of the paper discusses the ramifications of radical interpretation for the domain of intercultural GeldardDavid GeldardThis book is an excellent course text for training new counsellors in basic and more advanced counselling micro-skills which come from a number of therapeutic approaches. It enables new trainees to learn how to integrate these skills within a sequential counselling process. It is an easy to read introduction to counselling which teachers will find particularly useful because it contains the following - A wide variety of examples to illustrate each counselling micro-skill - Practice examples of client statements for students with suggested counsellor response - Client statements, without solutions, for use by teachers in helping students to learn particular micro-skills - An explanation of the therapeutic approaches related to particular micro-skills - A description of a sequential integrative process which enables students to make informed choices about which skills to use at particular stages of the counselling process - A discussion of the way to combine skills to facilitate change - A discussion of a number of practical issues including cultural and ethical issues, the counselling environment, keeping records, the need for supervision, and the need for the counsellor to look after themselvesRonald C. ArnettThis article defines philosophy of communication as an emerging option in the doing of qualitative research in communication, differentiating its identity from philosophy proper. Philosophy of communication, in its commitment to questions of meaning and understanding, illuminates communicative understanding and meaning in the engagement of qualitative research in communication. Mats BergmanRecent decades have witnessed a growth of interest in the contribution of pragmatism to the study of communication. Yet, it is striking that C. S. Peirce, the founder of pragmatism and the father of one of the major strands of modern semiotics, is often ignored by communication scholars sympathetic to pragmatism. In this article, I explore some of the reasons for this neglect, and put forward the case for a recovery of some of the philosophical tools that Peircean pragmatism can provide for communication to The Counseling ProfessionD CapuzziD R GrossCapuzzi, D., & Gross, D. R. 2013. Introduction to The Counseling Profession. Teori dan Filsafat KomunikasiO U EffendyEffendy, O. U. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung, PT Citra Aditya Bakti. Standarkompetensi mata kuliah komunikasi konseling adalah mahasiswa m ampu melaksanakan komunikasi dan konseling meliputi komunikasi dan bentuk komunikasi, komunikasi teraprutik, hubungan antar manusia (HAM), konsep dasar konseling, komunikasi inter personal / konseling (KIP/K), pengaruh pemahaman diri terhadap proses KIP/K, ketrampilan

- Komunikasi interpersonal dikatakan efektif jika pesan yang diterima dan dimengerti sama seperti yang dikirimkan komunikator. Dalam bentuk komunikasi apa pun, termasuk interpersonal, keefektifan komunikasi sangat penting. Apabila komunikasinya efektif, berarti tujuan komunikasi yang ditetapkan komunikator Deddy Mulyana dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar 2010, komunikasi interpersonal adalah proses komunikasi antara orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan tiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik verbal atau nonverbal. Komunikasi interpersonal berperan penting dalam kehidupan manusia. Mulai dari mempersuasi hingga menjalin hubungan akrab dengan orang lain. Syarat komunikasi interpersonal dikatakan efektif Dikutip dari buku Komunikasi Interpersonal dan Hubungannya dalam Konseling 2021 oleh Siti Rahmi, komunikasi interpersonal dikatakan efektif jika memenuhi tiga syarat utama, yakniPesan yang diterima komunikan dan yang dimaksud komunikator sama Sebuah proses komunikasi, baik interpersonal atau lainnya, akan dikatakan efektif jika komunikator dan komunikan mencapai kesamaan makna, berupa pemahaman dan pemaknaan pesan yang sama. Baca juga Komunikasi Interpersonal Pengertian Menurut Para Ahli dan Fungsinya Ditindaklanjuti dengan perbuatan sukarela Komunikasi interpersonal dikatakan efektif jika diikuti perbuatan sukarela dari komunikannya, sebagai salah satu bentuk tanggapan atas pesan yang diterimanya. Meningkatnya kualitas hubungan antarpribadi Setelah kesamaan makna dan perbuatan sukarela oleh komunikan, proses komunikasi interpersonal akan dikatakan efektif jika dibarengi dengan meningkatnya kualitas hubungan antarpribadi. Misalnya dari yang semula kurang akrab menjadi lebih akrab dan dekat. Karakteristik efektivitas komunikasi interpersonal Joseph A. Devito menjelaskan bahwa menurutnya ada lima karakteristik efektivitas komunikasi interpersonal, yaitu Openness keterbukaan Artinya individu harus mau terbuka pada individu lainnya ketika berkomunikasi. Terbuka diartikan mau menceritakan masalah atau sekadar mau memberi tanggapan atas informasi yang diterimanya.

1 BAB II. PEMBAHASAN. A. PENGERTIAN KOMUNIKASI KONSELING. Istilah komunikasi berasal dari bahasa latin “communicati” yang berarti “sama” yang lebih lanjut diartikan “sama makna”. Kalau dua orang terlibat komunikasi, misalnya dalam bentuk percakapan, maka komunikasi akan berlangsung selama adanya kesamaan makna mengenai apa yan
KA10Qh.
  • z7wwta9p61.pages.dev/367
  • z7wwta9p61.pages.dev/465
  • z7wwta9p61.pages.dev/369
  • z7wwta9p61.pages.dev/357
  • z7wwta9p61.pages.dev/119
  • z7wwta9p61.pages.dev/449
  • z7wwta9p61.pages.dev/535
  • z7wwta9p61.pages.dev/272
  • pertanyaan tentang komunikasi interpersonal dan konseling