Pemandangancantik yang ada di Ranu Kumbolo harus terhalang dengan tumpukan sampah milik pendaki yang tidak bertanggung jawab dengan meletakannya begitu saja di sekitar lokasi. ADVERTISEMENT Hal ini membuat miris para aktivis lingkungan dan beramai-ramai membantu membersihkan Ranu Kumbolo dari sampah yang menggunung.
Sampah memang merupakan barang-barang tak berguna yang harus disingkirkan. Namun, bukan berarti Anda boleh membuangnya secara sembarangan. Alangkah lebih baik jika Anda menjalani kebiasaan memilah sampah secara konsisten dan membuangnya pada jenis tempat sampah yang tepat. Klasifikasi fungsi tempat sampah ditunjukkan melalui warna tempat sampah yang mengenal perbedaan fungsi tempat sampah berdasarkan warnanya, sebaiknya Anda memahami manfaat memilah sampah terlebih Manfaat Memilah SampahKebiasaan memilah sampah dapat mendatangkan beberapa manfaat berikut iniMembantu mengurangi tumpukan sampah yang biasanya rentan mengganggu kenyamanan lingkungan. Tumpukan sampah yang berlebihan kerap menutupi lajur jalan sehingga mengganggu pengguna jalan polusi udara akibat bau tak sedap sampah atau asap yang berasal dari kebiasaan membakar proses daur ulang sesuai jenis sampah. Misalnya, sampah organik dedaunan dan sisa makanan bisa diolah menjadi pupuk kompos atau sampah anorganik plastik, kaleng, dan botol dapat diolah menjadi bahan baku kemasan baru atau produk daur ulang nilai ekonomi sampah karena bisa menghasilkan produk daur ulang yang laku risiko kerusakan lingkungan karena kontaminasi sampah anorganik yang sangat sulit Fungsi Tempat Sampah Berdasarkan WarnanyaSetelah mengenal manfaat memilah sampah, pasti kini Anda tergugah untuk memisahkan jenis-jenis sampah dan membuangnya di tempat sampah yang tepat. Beberapa fungsi tempat sampah berdasarkan perbedaan warnanya adalah sebagai berikutHijau jenis tempat sampah ini berfungsi menampung sampah organik yang mudah terurai, misalnya sisa-sisa makanan, bahan makanan mentah, dedaunan kering, dan kotoran hewan. Sampah organik sebaiknya diangkut dan diolah secara teratur setiap beberapa hari sekali supaya tidak menumpuk terlalu lama hingga menimbulkan bau tak sedap dan mengundang kedatangan tempat sampah berwarna kuning memuat sampah anorganik berupa kaleng, plastik, dan styrofoam. Jika diolah dengan cara yang tepat, sampah anorganik bisa menjadi produk daur ulang atau bahan baku kemasan baru yang lebih ramah tempat sampah berwarna biru bermanfaat untuk menampung sampah kertas untuk mempermudah daur ulang. Biasanya kertas-kertas yang sudah dikumpulkan diolah menjadi bubur kertas lalu kembali dicetak menjadi kertas siap jenis tempat sampah ini memang jarang dijumpai di tempat umum. Padahal, fungsi tempat sampah abu-abu sangat penting untuk menampung sampah jenis residu atau ampas, misalnya popok bayi bekas pakai, pembalut bekas, dan permen karet. Sampah residu tidak boleh dicampurkan dengan jenis sampah lain karena biasanya lebih rentan mengandung tempat sampah merah digunakan untuk menempatkan sampah berupa pecahan kaca, bahan kimia, komponen elektronik, serta Bahan Berbahaya dan Beracun B3. Penanganan sampah ini harus dilakukan dengan prosedur yang ketat supaya tidak menimbulkan luka, kecelakaan, atau penyebaran zat mengetahui manfaat memilah sampah dan fungsi tempat sampah, Anda pasti termotivasi untuk memisahkan sampah secara cermat ketika membuangnya. Masalah sampah yang menimbulkan bau tak sedap juga tak akan mengganggu lagi bila Anda mengatasinya dengan Wipol Karbol. Produk karbol wangi yang satu ini bukan hanya ampuh membunuh kuman karena diperkaya formula Pine Action, melainkan juga ampuh menghilangkan bau dengan keharuman jangan tunggu sampai tumpukan sampah di rumah menimbulkan bau tak sedap. Lakukan proses pemilahan sampah dengan benar dan gunakan Wipol karbol di sekitar tempat sampah untuk menghilangkan bau tak sedap.
Sontaksaja temuan itu mengundang penduduk setempat untuk mengumpulkannya. Dari laporan yang dikumpulkan, total uang yang berhasil dikumpulkan warga sudah lebih dari 75.000 dolar AS. Diperkirakan masih ada dolar yang berserakan di tumpukan sampah. Namun setelah berita ini menyebar, kepolisian Las Parejas mengamankan lokasi.
– Pasar menghasilkan banyak sampah di mulai dari sampah organik seperti sisa sayuran dan daging, hingga sampah anorganik seperti kantong plastik setiap harinya. Sampah di pasar harus dibuang agar tidak menimbulkan berbagai penyakit. Nurul Fuady Daulany dalam jurnal Pelaksanaan Pengelolaan Sampah dan Partisipasi Pedagang untuk Menciptakan Lingkungan Bersih di Basement Pasar Petisah Kota Medan Tahun 2012 2012 menyebutkan bahwa diperkirakan ada pasar di seluruh Indonesia dengan pedagang berjumlah 12,6 juta jiwa. Membuat pasar menjadi salah satu penyumbang sampah dalam jumlah besar di bagaimana sebaiknya membuang sampah di pasar? Cara membuang sampah di pasar Terdapat beberapa cara membuang sampah di pasar yang baik agar tetap terlihat bersih dan rapi, yaitu Membuang sampah pada tempatnya Sampah harus dibuang di tempat sampah yang disediakan oleh pasar. Sehingga kita harus membuang sampah pada tempat sampah seperti bak sampah dan juga tong sampah. Jangan membuang sampah di lantai pasar, meskipun telah ada sampah berserakan karena dapat menimbulkan penumpukan sampah. Terkadang, jumlah tempat sampah di pasar sangatlah sedikit, tidak sesuai dengan jumlah aktivitas di dalamnya. Sehingga kita bisa membawa dahulu sampah hingga menemukan tempat sampah, daripada membuangnya begitu juga Alasan Orang-Orang yang Membuang Sampah Sembarangan Sudah Mengambil Hak Orang Lain Tidak menumpuk sampah Cara lain membuang sampah di pasar dengan baik adalah dengan tidak menumpuk sampah. Di pasar seringkali ditemukan tempat sampah yang sangat penuh sehingga sampahnya berserakan hingga ke lantai pasar. Zulkarnaini dalam Faktor-Faktor Penentu Tingkat Partisipasi Pedagang dalam Pengelolaan Sampah di Pasar Pagi Arengka Kota Pekanbaru 2009 menyebutkan bahwa sebagian besar sampah pasar terdiri dari sampah basah. Sehingga tumpukan sampah menjadi sarang lalat, tikus, dan serangga yang bisa membawa penyakit, mengotori tanah dan air, menimbulkan bau, serta memberikan pemandangan yang kurang menyenangkan. Memisahkan sampah organik dan anorganik Aprizal Ramadhani dan A. P. M. Tarigan dalam jurnal Studi Pengelolaan Sampah Pasar Kota Medan 2013 menyebutkan bahwa sampah pasar yang paling banyak dihasilkan adalah sampah organik. Karena sampah pasar kebanyakan adalah sisa sayuran, daging, ikan, dan juga bahan makanan lainnya. Pemisahan sampah organik dan anorganik sangat berguna untuk pengelolaan sampah. Sampah organik pasar kemudian bisa dibuat sebagai kompos sehingga berguna untuk pupuk tanaman, adapun sampah anorganik bisa di daur ulang untuk mengurangi penumpukan pasar. Baca juga Ketika Sampah di Pasar Berserakan, Apa Akibatnya bagi Orang-Orang? Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tumpukansampah tersebut berada di dekat Jembatan Layang Trosobo yang menuju arah Krian. Senin, 14 Desember 2020; Ada Tumpukan Sampah Bikin Bau di Pinggir Jalan Raya Trosobo Sidoarjo, Ini Keluhan Warga Tumpukan sampah tersebut berada di dekat Jembatan Layang Trosobo yang menuju arah Krian.
› Nusantara›Tumpukan Masalah Sampah Kota... Kelebihan beban TPA di Kota Tarakan merupakan puncak masalah akibat tak berjalannya penanganan sampah dari hulu ke hilir. Persoalan ini berkejaran dengan bertambahnya penduduk yang berimplikasi bertambahnya sampah. KOMPAS/SUCIPTOPekerja memilah sampah di tempat pemrosesan sementara TPS yang dikelola Kelompok Swadaya Masyarakat KSM Harapan Bangsa di Kota Tarakan, Kalimantan Utara, Sabtu 1/10/2022.Dua orang sedang memilah-milah sampah yang baru saja masuk ke tempat pemrosesan sementara yang dikelola Kelompok Swadaya Masyarakat Harapan Bangsa. Bau tak sedap menguar dari berbagai tumpukan sampah rumah tangga tersebut. Menggunakan sarung tangan, mereka memisahkan beberapa jenis sampah.”Ini yang sampah makanan kami pilah untuk pakan babi. Yang plastik, kardus, kertas, dan botol kami pisahkan juga,” kata salah satu dari mereka, Sabtu 1/10/2022 siang. Kelompok Swadaya Masyarakat KSM Harapan Bangsa mengelola tempat pemrosesan sementara TPS sampah-sampah yang ada di Kelurahan Karang Harapan, Kecamatan Tarakan Barat, Kota Tarakan, Kalimantan Utara. Sampah dari rumah warga diangkut ke tempat ini agar terpilah untuk dipakai kembali reuse, dikurangi reduce, dan didaur ulang recycle.Pemerintah Kota Tarakan mengklaim TPS di sini merupakan salah satu yang terbaik dan berjalan konsisten. Kendati demikian, saat Kompas berkunjung ke TPS ini, kondisinya sangat jauh dari ideal. Dari 17 rukun tetangga RT di Kelurahan Karang Harapan, TPS di sini hanya mampu mengelola sampah di dua RT yang terdiri atas KSM Harapan Bangsa Sugiono mengatakan, bangunan TPS yang hanya sekitar 100 meter persegi tak mampu menampung sampah dari 17 RT yang padat penduduk. Selain itu, mereka hanya memiliki delapan pekerja untuk mengangkut, memilah, dan mengelola sampah dari angkut sampah yang mereka miliki hanya berupa sebuah mobil pikap. Mobil itu digunakan setiap hari untuk mengangkut sampah warga, kecuali hari Jumat. Adapun warga di 15 RT lain yang sampahnya tak terkelola TPS ini langsung membuang sampahnya ke tempat pemrosesan akhir TPA.”Dari sekitar 700 kilogram sampah yang masuk setiap hari, sekitar 200 kilogram yang bisa kami pilah dan sisanya sekitar 500 kilogram dibuang ke TPA,” juga Tampung 156 Ton Sampah Per Hari, TPA di Tarakan Kelebihan BebanKOMPAS/SUCIPTOSuasana tempat pemrosesan sementara yang dikelola Kelompok Swadaya Masyarakat Harapan Bangsa di Kota Tarakan, Kalimantan Utara, Sabtu 1/10/2022. Sebelum dibuang ke tempat pemrosesan akhir, sampah dari keluarga dipilah di tempat keluarga membayar iuran Rp setiap bulan. Dari keluarga, mereka bisa menghimpun dana sekitar Rp 34 juta per bulan untuk biaya operasional, seperti gaji delapan pegawai, biaya listrik, bensin, pengolahan sampah, dan perbaikan demikian, dana tersebut sulit diputar untuk memperbanyak mobil sebagai alat angkut. Jika jumlah kendaraan cukup, sampah dari 17 RT di kelurahan itu bisa diangkut ke TPS dan dipilah terlebih dahulu. Tak hanya itu, mereka juga butuh tambahan pekerja untuk memilah dan mengolah sampah dari 17 RT.”Tempatnya juga tak memungkinkan. Dari dua RT saja sudah sekitar 700 kilogram sampah masuk tiap hari. Ini saja sudah penuh,” tambah itu, pengelola TPS khawatir sampah yang menumpuk di TPS bakal mengeluarkan bau yang mengganggu warga jika volume sampah semakin banyak. Dengan perhitungan kasar, TPS ini bakal menerima sekitar 6 ton sampah dari 17 RT setiap hari. Meski di sekeliling TPS tak ada permukiman, sekitar 200 meter dari gedung TPS itu ada seperti ini terjadi hampir di semua TPS di Kota Tarakan. Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tarakan Hariyanto mengatakan, sedikitnya ada 15 TPS di Tarakan, tetapi tak berjalan optimal. Hal itu membuat banyak sampah langsung dikirim ke TPA tanpa dipilah-pilah terlebih dahulu di tingkat rumah tangga atau setahun belakangan TPA Aki Babu, Tarakan, kelebihan beban. Sampah yang sebelumnya bisa ditimbun dan diratakan kini sampai menggunung. Sedikitnya 156 ton sampah masuk ke TPA tersebut dari 20 kelurahan di Tarakan. Kepala UPT TPA Aki Babu Abdul Muin mengatakan, tumpukan sampah itu sempat longsor dan berhamburan ke kebun juga Penelusur Sejarah di Kota Tarakan Jiwa Muda, Berbeda, dan Pengingat BahayaKOMPAS/SUCIPTOSuasana di Tempat Pemrosesan Akhir Aki Babu, Kota Tarakan, Kalimantan Utara, Jumat 30/9/2022. Setahun terakhir, sampah di tempat ini melebihi kapasitas TPA dengan rata-rata jumlah sampah masuk 156 ton per hari. TPA baru sedang ini, Pemerintah Kota Tarakan tak bisa berbuat banyak. Sampah yang masuk ke TPA hanya ditata sedemikian rupa agar tak terjadi longsor. Puluhan pemulung di TPA ini seolah menjadi harapan. Mereka turut mengurangi sampah di TPA ini, seperti sampah plastik untuk dijual, sampah makanan untuk pakan babi, hingga mengumpulkan kardus dan kertas untuk dijual 15 TPS yang sudah ada, pemerintah setempat berusaha mengaktifkannya kembali agar tak semua sampah langsung masuk ke TPA. Selain itu, akan dibuat TPS baru di sejumlah kelurahan padat penduduk.”Bertahap, yang mengusulkan ada kekurangan 12 unit TPS. Nanti akan direalisasikan bertahap, tergantung jumlah kepadatan penduduk,” kata Kepala DLH Kota Tarakan TPS yang tak berjalan, pemerintah juga terlambat menyiapkan lahan baru untuk menggantikan TPA Aki Babu. Akibatnya, TPA baru belum tersedia saat TPA Aki Babu sudah kelebihan muatan. Dari penghitungan DLH Kota Tarakan, TPA Aki Babu hanya mampu menampung sampah sekitar delapan bulan saja terhitung sejak awal Oktober 2022.”Tahun ini sudah mulai tahap pembangunan TPA baru di Juata Krikil. Lahan yang akan disiapkan 50 hektar. Sekitar 6 hektar insya Allah tahun depan bisa beroperasi,” ujar Wali Kota Tarakan sampah ini bakal memuncak jika tak tertangani tepat waktu. Pasalnya, pada Mei 2022, Badan Pusat Statistik mencatat jumlah penduduk Kota Tarakan jiwa. Jumlah itu diproyeksikan akan bertambah pada 2023 menjadi jiwa. Pertambahan jumlah penduduk tentu bakal berdampak terhadap bertambahnya produksi sampah warga. EditorSIWI YUNITA CAHYANINGRUM
BEKASIBARAT, Tumpukan sampah di pinggir Tol Jakarta Outer Ring Road (JORR), tepatnya di pinggir gerbang Kalimalang 1, Kota Bekasi diduga merupakan tempat pembuangan sampah (TPS) liar.
Laporan Wartawan Wahyu Topami BOJONG GEDE - Warga Kampung Masjid, Desa Bojonggede, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor, mengeluhkan adanya sampah yang menumpuk di lingkungan tempat tinggalnya. Sampah- sampah itupun tampak menggunung di wulayah padat penduduk di perbatasan RT. 01/04 dan RT. 05/04 Kampung Masjid. Salah satu warga RT. 05/04, Pipit mengatakan, tumpukan sampah tersebut berdampak ke kehidupan warga sehari-hari. "Ini sampah sebenarnya milik RT. 01/04 kalau kita RT. 05/04 ada pembuangannya sendiri, cuman ya gitu dampaknya sampai ke RT. 05/04," ujarnya saat ditemui Minggu 11/6/2023. Selain berada di tengah-tengah pemukiman yang sangat padat penduduk, sampah- sampah itu juga menimbulkan polemik lain. Beberapa diantaranya akses jalan di samping tempat pembuangan sampah akibat tembok penahannya hampir roboh. Padahal jalan tersebut merupakan akses utama bagi warga yang akan menuju masjid dan Sekolah Dasar MI Nurul Iman. Menurutnya, tumpukan sampah yang berada tepat di samping rumahnya itu tidaklah pantas untuk dilihat maupun dijadikan tempat pembuangan sampah, terlebih lokasinya tepat di samping sekolah. Padahal, menurut Pipit sampah tersebut selalu diangkat, namun tak kunjung habis. "Gak pantes ya kelihatannya ada sekolah, kemudian dekat banget sama pemukiman penduduk, kalau ngomong diangkat si diangkat cuman gak abis-abis," ungkapnya. Pipit mengungkapkan, sampah ini merupakan limbah milik RT. 01/04. Maka dari itu, di lingkungannya tak jarang menimbulkan perdebatan antara warga RT. 05/04 dengan pihak RT. 01/04 yang notabene merupakan para warga yang membuang sampah di samping rumahnya. Baca juga Tumpukan Sampah di Bojonggede Bogor Ganggu Kegiatan Belajar Siswa, 4 Ruang Kelas Sampai Dikosongkan Perdebatan tersebut akibat dampak yang timbulkan dari tumpukan sampah itu, salah satu dampaknya yakni Banjir dan kerap kali bermunculan hewan reptil. "Kita warga RT. 05 sering debat sama RT. 01 soalnya dampak dari sampah ini rumah-rumah kita ini jadi banjir, apalagi kalau hujan udah banjir, bau bahkan banyak menyawak lama-lama bisa jadi ada ular kayaknya," katanya. Menurut keterangan Pipit tumpukan sampah tersebut menjadi semakin parah sudah sejak 2020, yang mana sebelumnya tidak separah itu. "Dulu mah nggak gini, ada jalan buat air ngalir, sekarang mah jadi gini ketutup sampa," pungkasnya.
Sepertiyang belum lama ini terjadi di Kota Medan, Sumatra Utara (Sumut). Sebuah video viral di media sosial, memperlihatkan seorang ibu dan anaknya terciduk sedang membuang tumpukan sampah plastik ke sungai. Video itu diunggah oleh akun Instagram @medanku pada Minggu (11/4) dan langsung tuai kecaman dari warganet. Berikut informasi selengkapnya.
- Tahun lalu, unggahan bungkus Indomie viral di media sosial. Kemasan mi instan dengan tulisan Dirgahayu Indonesia ke-55’, yang terombang-ambing di laut sampai terdampar di bibir pantai selama 19 tahun, menjelaskan tak cuma plastik adalah jenis sampah yang sulit terurai tapi juga pencemaran laut adalah problem serius di Indonesia, penyumbang terbesar kedua sampah plastik di dunia. Betapapun ada langkah global untuk mengerem pengendalian produksi plastik, dari kesepakatan hingga kampanye dan tindakan, praktiknya masih lamban dalam tingkat nasional di Indonesia. Sampah-sampah plastik itu berakhir di pantai dan teluk setelah mengalir dari sungai-sungai di Indonesia. Dari 550 sungai di Indonesia, 82 persennya tercemar dan dalam kondisi kritis, termasuk Citarum, sungai paling kotor dan paling tercemar di dunia, yang menjelma menjadi limbah terbesar di ujung timur Jawa juga Sejarah Pengelolaan Sungai Citarum & Semrawutnya Program Pemerintah Bengawan Solo Dibiarkan Sekarat, Citarum Digelontor Ratusan Miliar World Resource Institute WRI, lembaga penelitian independen yang berfokus pada perlindungan lingkungan dan kesejahteraan manusia, menyatakan 20 sungai paling polutan berada di Asia, tingkat pencemarannya mencapai 67 persen. Sekitar 86 persen sampah plastik di lautan berasal dari sungai-sungai di lalu, imbas dari Cina menyetop sampah impor plastik dari negara-negara maju, ada sekitar ton sampah plastik impor di Indonesia yang tidak diketahui dibuang ke mana, di luar beban timbunan sampah plastik domestik sekitar 9 juta juga Dilema Sampah Plastik Antara Kepentingan Lingkungan dan Bisnis Dalih Sampah Impor demi Industri, tapi Mengapa Ada Sampah Plastik? Kali Bekasi sekarat. Teluk Jakarta dipenuhi limbah styrofoam. Teluknaga di Tangerang menjadi “pantai sampah.” Sungai Mahakam, sungai terpanjang kedua di Indonesia yang membelah Kota Samarinda, tercemar parah akibat eksploitasi lingkungan oleh industri tambang, batubara, dan kayu. Badan Pusat Statistik tahun 2019 menyebut seperempat desa di Indonesia terdampak pencemaran juga "Pantai Sampah" di Pesisir Teluknaga yang Siap Mengepung Kota Privatisasi Berlapis Ruang Kota Samarinda, Mungkinkah Dipulihkan? Hikayat Sekarat Kali Bekasi Tercemar, Bau, Hitam, dan Diabaikan Bengawan Solo Tercemar World Resource Institute menyebut Bengawan Solo termasuk satu dari empat sungai di Jawa yang turut mencemari lautan. Angkanya ton sampah per tahun. Tiga sungai lain adalah Sungai Brantas Jawa Timur dengan ton sampah per tahun, Serayu Jawa Tengah dengan ton sampah per tahun, dan Progo DI Yogyakarta dengan ton sampah per tahun. WRI menaksir setidaknya 1,15 ton sampai 2,41 juta ton limbah plastik dari sungai memenuhi lautan pada 2010setiap tahun; sekitar 74 persennya pada periode Mei hingga Oktober. Sungai Bengawan Solo merupakan sungai terbesar di Pulau Jawa dengan panjang sekitar 600 km yang mengalir dari pegunungan Sewu di selatan Surakarta hingga bermuara di Laut Jawa di utara Surabaya. Setiap tahun, selalu saja ada peristiwa pencemaran di Bengawan. Baru-baru ini, warga Sragen di sebelah timur Surakarta, memportes pencemaran sungai yang berdampak pada 900-an keluarga, bikin air sumur bau dan kulit gatal-gatal. Warga mendesak Gubernur Ganjar Pranowo dari PDIP, partai pemerintah, segera bertindak tegas terhadap pelaku pencemaran dari industri tekstil karena “kerusakan Bengawan Solo sudah sangat parah.” Reportase Tirto pada awal Februari menyusuri Bengawan Solo menemukan bahwa limbah industri, limbah rumah tangga, popok dan plastik, serta limbah peternakan, dari bangkai babi dan bangkai ayam, telah mencemari sungai. Kondisi itu menurut warga setempat dibiarkan tanpa solusi. "Dulu warga mencari ikan di sini, tapi sekarang sudah enggak ada. Sekarang sudah kotor. Ikan kecil-kecil saja bisa mati karena limbah," kata Suryanto, warga Sragen yang tinggal di Desa Gawan. Menumpuk saat Musim Kemarau, Mengalir ke Laut saat Musim Hujan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo mencatat curah hujan bulanan selama 2019 berkisar pada 0 mm hingga 409 mm, tertinggi saat musim hujan antara Januari-April dan Oktober-Desember. Sebaliknya, curah hujan rendah terjadi pada musim kemarau antara Mei-September, yang menyebabkan kekeringana di beberapa titik sepanjang aliran sungai. Kekeringan terparah sepanjang tahun terjadi pada bulan Juli, di antaranya di Ngawi, Pacitan, Lamongan, dan Gresik—daerah-daerah yang dilewati Bengawan kemarau membuat debit air sungai turun. Namun volume sampah dan limbah-limbah lain tetap mengalir ke sungai dan jumlahnya konstan. SHal tersebut membuat sungai menjadi lebih tercemar dan penuh timbunan sampah. “Aliran air yang seharusnya untuk memelihara sungai itu kecil sekali [ketika kemarau], dan produk limbah itu tetap. Yang harusnya kalau airnya normal bisa mengencerkan [limbah], nah ini enggak bisa karena yang fresh water makin kecil, tapi produksi limbahnya tetap,” ujar Kepala BBWS Bengawan Solo Charisal Akdian Manu kepada Tirto pada awal Februari Hulu ke Hilir Tumpukan Sampah Plastik di Sepanjang Titik Sungai Kami mengecek kualitas air Bengawan Solo saat menyusuri dari kawasan hulu di Bendungan Gajah Mungkur, Wonogiri, hingga ke kawasan hilir di Ujungpangkah, Gresik. Di setiap 12 titik, kami mengambil sampel air untuk mengecek tingkat keasamannya pH dan total zat padat terlarut total dissolved solid/TDS[2] . Kami menggunakan pH meter digital dan TDS meter digital. Saat kami ke Bendungan Gajah Mungkur, kondisi sungai di dekat pintu air dipenuhi lumpur cokelat. Tidak terlihat ada sampah plastik, hanya tumpukan kayu dan ranting di tepi sekitar menyebut endapan lumpur itu akibat pembukaan pintu air beberapa bulan sebelumnya. Tingkat pH-nya 8,1 dan TDS 72 mg/l.[3] Kami juga mengecek Kali Pepe, daerah aliran sungai Bengawan di puat Kota Surakarta, yang kanan-kirinya dibeton. Airnya bau dan hitam. Tingkat pH tercatat 8,1 dan TDS 335 mg/ Jurug di perbatasan Surakarta-Karanganyar menjadi lokasi tumpukan sampah plastik, yang rupanya dibuat sebagai tempat pembuangan sampah oleh warga setempat. Sampah-sampah itu dibakar. Di sebelahnya, ada peternakan babi dan tempat pemotongan ayam. Pekerja di pemotongan ayam berkata limbah dari ayam potong langsung dibuang ke sungai. Tingkat pH di titik ini tercatat 7,9 dan TDS 142 mg/l. Sampah di bawah jembatan Sungai Bengawan Solo, Karanganyar Jawa Tengah. SambadaDi Jembatan Gawan, Sragen, sampah-sampah plastik juga menumpuk, dari bungkus makanan hingga kemasan detergen. Bagian bawah tiang penyangga jembatan terlihat mulai terkikis. Di lokasi ini Tim riset Ecological Observation and Wetlands Conservation Ecoton pernah mendapati lebih dari popok dibuang di bawah Jembatan Gawan. Warga di pinggir sungai berkata air sungai tak layak untuk diminum. Untuk keperluan konsumsi, warga mengandalkan PDAM setempat. Di sini tercatat tingkat pH 7,9 dan TDS 142 mg/l. Sampah plastik juga menumpuk di tepi sungai Jembatan Babat-Tuban, yang saking tebalnya tumpukan bisa jadi tempat tetengger bagi warga yang memancing ikan. Di titik ini, tingkat pH tercatat 8,0 dan TDS sebesar 152 mg/l. Sementara di lokasi pelelangan ikan Ujungpangkah, desa pesisir di Gresik, terlihat sampah-sampah plastik bertebaran di tepi sungai. Nelayan-nelayan di sini mengeluhkan berbagai sampah dari hulu Bengawan Solo memadati muara saat musim hujan. Seorang nelayan bernama Ahmad bercerita timbunan sampah pada akhir 2019 baru lenyap dari muara sungai setelah selama sepekan terbawa arus ke Laut Jawa. Di titik ini tingkat pH tercatat 8,6 dan TDS sebesar 187 mg/l. Standar Kemenkes dan WHO Kementerian Kesehatan tahun 2010 menyebut total zat padat terlarut atau TDS merupakan salah satu parameter fisik untuk mengukur kualitas air minum. Batas maksimal TDS yang dibolehkan untuk dikonsumsi 500 mg/l. Sementara batas tingkat keasaman atau pH pada angka 6,5-8,5[4] . Pemerintah Indonesia juga mengatur tentang pengelolaan dan pengendalian pencemaran air pada 2001. Ia membagi air menjadi empat kelas kelas I untuk minum; kelas II untuk prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, pertanaman; kelas III untuk pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, pertanaman; dan kelas IV untuk mengairi pertanaman. Badan Kesehatan Dunia WHO punya standar untuk TDS, yakni di bawah mg/l untuk air yang masih bisa dikonsumsi. Namun, TDS terlalu tinggi mungkin tak akan cocok bagi konsumen karena rasa air sudah terkontaminasi dengan pipa air, pemanas air, dan peralatan rumah tangga lain. Kandungan TDS terlalu rendah juga mungkin tak cocok dengan konsumen karena rasanya hambar. Berdasarkan kelas standar yang ditetapkan Kemenkes dan WHO, baik dari parameter pH maupun TDS, secara umum kualitas air di daerah aliran sungai Bengawan Solo termasuk ke dalam kelas I-III, artinya masih dalam batas yang dapat diterima. Namun, kenyataan di lapangan, kondisi air yang berwarna, berlumpur, dan berbau membuat warga enggan menggunakannya. Banyak warga sudah tidak memanfaatkan air dari Bengawan Solo untuk kebutuhan rumah tangga. Tumpukan sampah di TPS Sedayu Lawas, Lamongan, Jawa Timur di dekat bibir Sungai Bengawan Solo. Sambada==========Proyek kolaborasi ini didukung dana hibah dari Internews Earth Journalism Network EJN, organisasi nirlaba lingkungan hidup; dan Resource Watch, platform data terbuka yang memanfaatkan teknologi, data, dan jaringan manusia untuk menghadirkan transparansi. - Sosial Budaya Reporter Hanif GusmanPenulis Hanif GusmanEditor Fahri Salam
Wargakeluhkan tumpukan sampah di depo, seperti di depo atau tempat pembuangan sampah sementara (TPS) di Jalan Hayam Wuruk, selatan Stasiun Lempuyangan,
Sukabumi, - Tumpukan sampah yang menutupi pesisir Pantai Talanca Loji Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat dipunguti ribuan warga. Sejumlah mak-mak pun ikut dalam aksi bersih-bersih pantai tersebut. Sebelumnya, sampah yang menutupi pesisir pantai itu banyak dikeluhkan oleh para wisatawan yang hendak berlibur ke tempat itu. Selain itu, para nelayan juga mengaku terganggu dengan banyaknya sampah tersebut, sebab tak sedikit perahu nelayan rusak akibat sampah-sampah plastik yang melilit baling-baling perahunya. "Ya, dulu mah ga ada sampah begini, nelayan juga susah mendarat, banyak plastik, baling-baling terlilit ditambah gelombang besar, celaka," kata salah satu nelayan Maspudi 73 kepada Sabtu 10/6/2023. Warga membersihkan tumpukan sampah yang menutupi pesisir Pantai Talanca Loji Palabuhanratu, Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu 10 Juni 2023. Sementara salah satu mak-mak yang ikut dalam aksi punguti sampah, Rusmini mengaku miris setelah melihat langsung banyaknya sampah di Pantai Loji ini. "Sangat miris, harapannya semoga di sini makin ramai dan segera maju karena selama ini dengan banyaknya sampah pantai menjadi sepi," kata Rusmini Warga lainnya, Tati Supriati mengatakan, Pemerintah Daerah seharusnya bisa secepatnya mengatasi permasalahan sampah yang sudah lama menutupi Pantai Talanca Loji ini, selain itu juga kesadaran masyarakat sangat penting yakni jangan membuang sampah sembarangan. "Iya miris sekali, harusnya pantai ini bersih kan yah biar jadi tempat wisata. Hati tergerak karena ingin melihat pantai bersih supaya wisatawan banyak yang ke sini, ini kebanyakan sampah rumah tangga," ujarnya. Selain warga yang memunguti sampah, tiga alat berat diterjunkan untuk mengeruk sampah-sampah tersebut. Tujuh kendaraan truk disiapkan untuk mengangkutnya. Sementara dari informasinya sebanyak 30 ton sampah berhasil diangkut dari Pantai Talanca Loji ini. Saksikan live streaming program-program BTV di sini
q0RQKua. z7wwta9p61.pages.dev/131z7wwta9p61.pages.dev/78z7wwta9p61.pages.dev/218z7wwta9p61.pages.dev/573z7wwta9p61.pages.dev/42z7wwta9p61.pages.dev/134z7wwta9p61.pages.dev/543z7wwta9p61.pages.dev/525
tumpukan sampah yang ada di dekat tempat sampah